Rasakan Sakit Kepala Lebih Sering Selama Pandemi? Hati-hati Bisa Jadi Terinfeksi Virus Covid-19, Ketahui Bedanya dengan Migrain Biasa

By Cecilia Ardisty, Kamis, 25 Juni 2020 | 07:30 WIB
Sakit kepala (freepik)

Sitokin menghasilkan peradangan yang dirasakan sebagai rasa sakit oleh korteks serebral otak.

Sementara itu migrain, lanjut Diamond, akan memberikan sensasi berdenyut mulai dari sedang hingga berat.

Migrain juga terkadang disertai dengan kepekaan terhadap cahaya dan suara bising serta muntah-muntah.

Migrain, sakit kepala tegang, dan sakit kepala klaster menjadi bentuk umum dari sakit kepala.

Dunia medis mengenal ratusan subtipe sakit kepala. Mulai dari sakit kepala karena konsumsi kafein, pengaruh faktor hormonal, hipertensi, sakit kepala pasca-trauma, alergi, sinus, hingga sakit kepala yang disebabkan oleh olahraga.

Baca Juga: Jerih Payahnya Berjuang di Zona Hitam Membuahkan Hasil, Walikota Risma Bagikan Kabar Gembira Kasus Corona di Surabaya Sudah Menurun, 'Terima Kasih'

Apa yang harus dilakukan?

Para ahli mengatakan, siapa pun yang menderita sakit kepala atau migrain yang konstan harus menghubungi dokter spesialis sakit kepala untuk mendapatkan bantuan.

Saat ini sebagian besar memeriksa pasien melalui telemedicine dan akan menyelesaikannya hingga akar masalah.

Anggota Dewan Kepemimpinan Profesional Perawatan Kesehatan Yayasan Kesehatan Kepala Nasional Colman mengatakan, selama telemedicine, dia akan menanyakan pasien dengan beberapa pertanyaan.

Baca Juga: Kapok 3 Kali Menikah Selalu Berujung Perceraian, Nikita Mirzani Ogah Mencari Suami Baru: ‘Nanti Gue Diporotin Lagi!’