Renggut 97 Nyawa Penumpangnya, Ternyata Pilot dan Kopilot Ini Bicarakan Hal Ini hingga Terjadi Kecelakaan Pesawat

By Cecilia Ardisty, Kamis, 25 Juni 2020 | 09:34 WIB
Ilustrasi ruang pilot dan kopilot (freepik)

Nakita.id - Faktor kecelakaan pesawat ada berbagai macam namun karena human error sangat disayangkan.

Seperti kecelakaan pesawat yang terjadi di Pakistan yang menewaskan 97 orang pada Mei lalu yang disebabkan oleh human error.

Lantas bagaimana detil terjadinya kecelakaan pesawat karena human error tersebut? Begini penjelasannya.

Baca Juga: Ingatkan Agar Waspada, Mbak You Ramalkan Air Laut Pindah ke Darat Hingga Kecelakaan Pesawat Warna Merah

Human error disebut merupakan penyebab utama kecelakaan pesawat di Pakistan yang menewaskan 97 orang pada Mei lalu.

Laporan yang dirilis menyebutkan, kecelakaan itu disebabkan oleh pilot yang membahas pandemi Covid-19 ketika melakukan pendaratan.

Pakistan International Airlines (PIA) menghantam permukiman pada 22 Mei, setelah dua mesinnya mati ketika mendekati Bandara Karachi, dengan hanya dua orang selamat.

Baca Juga: Alami Kecelakaan Pesawat & Hilang di Tengah Hutan, Pilot Ini Selamat Meski Tak Makan - Minum Selama Berhari-hari

Menteri Penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan menyatakan, baik pilot maupun menara pengawas tak menerapkan standar yang berlaku.

Khan menerangkan, Kapten Sajjad Gull disebut membahas pandemi Covid-19 ketika mereka mencoba mendaratkan Airbus A320, dengan sistem autopilot disebut telah dimatikan.

"Pilot dan kopilotnya tidak fokus karena membahas virus corona. Mereka membahas wabah itu dan keluarga yang terdampak," jelas Khan.

Dilansir AFP Rabu (24/6/2020), Khan menjelaskan bahwa sayangnya, Kapten Gull terlampau percaya diri ketika berusaha menurunkan burung besi itu.

Baca Juga: Ibnu Hantoro Korban Lion Air JT 610, Kedua Anaknya yang Masih Balita Selalu Tunggu Kepulangannya di Depan Pintu Rumahnya di Depok

Laporan penyelidikan menunjukkan, pesawat itu terbang melebihi ketinggian yang dibutuhkan untuk mendarat, dengan roda pendaratan tak diturunkan.

Prosedur penerbangan langsung diabaikan baik pilot dan menara pengawas, dan berakibat pada kerusakan di bagian bodi dan mesin pesawat.

Airbus A320 tersebut kemudian turun ketika mencoba mendarat untuk kali kedua, menabrak permukiman dan menewaskan 97 orang.

Tim penyelidik, yang terdiri dari perwakilan pemerintah Perancis dan industri penerbangan, menganalisa data kokpit dan rekaman suara.

Laporan utuh insiden tersebut diperkirakan bakal dirilis pada akhir 2020, dengan analisa menyeluruh bangkai pesawat masih berlangsung.

Sang menteri penerbangan mengatakan, Airbus A320 itu berada dalam kondisi siap terbang, dengan tidak ditemukan adanya masalah teknis.

Tabrakan itu dilaporkan menghancurkan sekitar 29 rumah, dengan pemerintah siap mengganti warga yang terdampak insiden.

Airbus menerangkan, pesawat mereka itu mulai beroperasi pada 2004, sebelum dibeli PIA di 2014, dan saat ini telah mempunyai 47.100 jam terbang.

Baca Juga: Wajahnya Sempat Remuk, Begini Pengakuan Mantan Pramugari Lion Air yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat

Negara tetangga India itu mempunyai catatan suram penerbangan, baik militer atau sipil, dengan beberapa kali terjadi pesawat atau helikopter jatuh.

Pada 2016, pesawat PIA terbakar setelah salah satu mesin turbo propeller-nya gagal berfungsi di utara Islamabad, membunuh lebih dari 40 orang.

Adapun kecelakaan paling mematikan di sana terjadi di 2010, ketika Airbus A321 yang dioperasikan maskapai swasta mengalami kecelakaan.

Saat itu, pesawat yang terbang dari Karachi tersebut jatuh di perbukitan di luar Islamabad, dengan 152 orang di dalamnya tewas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecelakaan Pesawat di Pakistan yang Tewaskan 97 Orang karena Pilot Bahas Covid-19"