Belum Bisa Bernapas Lega Seutuhnya, Meski Diklaim Sudah Terkendali, Grafik Justru Buktikan Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Semasa PSBB Transisi Masih Naik Turun

By Diah Puspita Ningrum, Selasa, 30 Juni 2020 | 12:25 WIB
Ilustrasi PSBB (Freepik.com)

Nakita.id - DKI Jakarta membawa sedikit kabar membahagiakan tentang penanganan virus corona.

Sejak awal kemunculan, wilayah ibu kota menjadi episentrum kasus Covid-19 tertinggi di seluruh Indonesia.

Hanya saja setelah empat bulan berlangsung, DKI Jakarta turun ke peringkat dua dan pemerintah menyebut kasus virus corona di daerahnya sudah bisa dikendalikan.

Terkait hal ini, masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pun akan segera berakhir pada 2 Juli 2020 nanti.

Baca Juga: Selama Ini Hidupnya Bergelimang Harta, Ashanty Akhirnya Bongkar Alasan Terdalamnya Sampai Nekat Jual Istana Cinere, 'Gue Capek Ama Bulanannya'

Seperti kita tahu, PSBB transisi dilakukan karena angka penularan Covid-19 di DKI Jakarta mulai melandai dan terkendali.

Melansir dari Kompas.com, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 563 Tahun 2020, PSBB transisi berlangsung sejak 5 Juni sampai 2 Juli.

Menilik hal tersebut, lantas bagaimana laporan kasus harian virus corona di DKI Jakarta?

Usut punya usut, grafik kasus harian masih memperlihatkan angka yang naik turun.

Hal itu tampak pada situs web corona.jakarta.go.id yang melaporkan kasus infeksi harian virus corona di ibu kota.

Pada hari pertama PSBB transisi, 5 Juni 2020, ada 84 kasus baru positif Covid-19 yang dilaporkan di Jakarta.

Jumlah kasus baru yang dilaporkan kembali meningkat pada dua hari berikutnya, yakni 102 kasus pada 6 Juni dan 160 kasus pada 7 Juni.

Sementara itu, laporan kasus baru pada 8 juni sempat mengalami penurunan yakni 91 orang.

Namun demikian, keesokan harinya 9 Juni melonjak menjadi 239 kasus baru.

Baca Juga: Sultan Andara Kembali ‘Berulah’, Setelah Beli Hampir Separuh Rumah di Kompleksnya Kini Raffi Ahmad Akan Lakukan Hal Ini Pada Hunian Mewahnya

Hari tersebut menjadi lonjakan tertinggi sejak awal Maret 2020.

Setelah 9 Juni, laporan kasus baru terus menurun sampai 12 Juni dan kembali naik pada 13 Juni.

Setelah itu, laporan kasus baru Covid-19 di Jakarta tercatat naik turun.

Hingga pada 27 Juni, kasus baru Covid-19 yang dilaporkan kembali meningkat menembus angka 213 kasus baru.

Anies Baswedan dalam keterangannya di kanal Youtube Pemprov DKI menyebutkan kalau angka positif Covid-19 di DKI Jakarta rata-rata berkisar antara 5 persen.

"Artinya kondisi di Jakarta sudah makin terkendali," kata Anies Baswedan.

Hanya saja, angka tersebut rupanya masih jauh di bawah rekomendsi dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Di mana WHO sendiri menetapkan angka positivity rate suatu wilayah harus mencapai 10 persen untuk bisa masuk masa transisi.

Meski punya angka yang cukup rendah, Anies Baswedan menegaskan pekerjaan Pemprov DKI dan masyarakat tidak boleh berhenti.

Baca Juga: Ucapannya Buat Wali Kota Risma Mengemis Minta Maaf Sampai Nekat Sujud 2 Kali, Dokter Sudarsono: ‘Saya Ngomong Apa Adanya’

Tantangan menurutnya belum selesai dan masih besar menyambut di masa mendatang. Sikap disiplin harus terus ditegakkan.

"Tapi ini belum selesai, tantangannya masih besar. Ke depan, kita perlu lebih disiplin," ucapnya.

Mantan Mendikbud ini mengajak masyarakat untuk memaknai pandemi Covid-19 tersebut sebagai ujian yang akan membawa hikmah.

"Ujian yang memberikan hikmah. Tapi memang hikmah tidak pernah kemarin, hikmah selalu datangnya besok," jelasnya.