Nakita.id - Banyak yang percaya bahwa seorang pria memiliki masa pubertas kedua.
Ketika memasuki masa pubertas kedua, para pria akan kembali berdandan agar lebih menarik bahkan melirik wanita lain.
Akibatnya masa pubertas kedua ini disebut-sebut menjadi biang keladi pria berselingkuh dari istri sahnya.
Kenapa disebut pubertas kedua? Karena tingkah laku mereka layaknya anak muda yang sedang dimabuk asmara.
Biasanya masa pubertas kedua ini terjadi ketika mereka memasuki usia 45 tahun ke atas.
Lalu apakah sebenarnya masa pubertas kedua benar ada secara ilmiah?
Baca Juga: Kurang Pemanasan Hambat Orgasme, Ini Alasan Mengapa Wanita Tak Mudah Capai Klimaksnya
Seorang Medical sexologies dr. Binsar Martin Sinaga FIAS menyebutkan bahwa masa pubertas kedua pada pria sebenarnya tidak ada.
Sebenarnya yang terjadi pada Dads ketika berusia 45 tahun yaitu penurunan hormon seksual pria yaitu testosteron.
Akibat menurunnya hormon seksual tersebut, tentunya hubungan seksual Dads dengan Moms juga akan cepat lemah.
Merasa gengsi akibat cepat lemah ketika berhubungan seksual, kemudian Dads akan bereksperimen.
"Kan bereksperimen dia akan memakai berbagai cara , dia berdandan, ada perubahan yang tidak biasa, bereksperimen dengam wanita lain, padahal kadar testosteron atau hormon seksualnya menurun," ujar dr. Binsar yang dikutip dari tribunnews.com.
dr. Binsar mengaku sering mendapatkan pasien pria yang mengeluhkan hubungan seksualnya dengan istrinya.
"Sering pasien yang datang mengeluhkan puber kedua, sama istri lemah dicoba berekperimen dengan wanita lain juga lemah. Lalu jadi putus asa, itu target pengobatannya hormonnya," ujar dr. Binsar.
Rupanya penurunan hormon seksual ini tidak hanya ditandai dengan menurunkan kemampuan seksual dengan Moms.
Tetapi terjadi juga perubahan mood yang berantakan atau dikenal dengan mood swing.
Selain itu, metabolisme tubuh juga mengalami gangguan saat hormon seksual pria ini menurun.
Pasalnya kadar gula darah juga turut meningkat seiring dengan hormon seksual menurun.
Gangguan ereksi juga akan dialami seperti penis yang tidak menegang di pagi hari.
dr. Binsar juga tidak menyarankan untuk Dads mencari obat sembarangan demi kembalikan kemampuan seksual yang melemah.
"Masalah syndrom testorsteron ini kita obati sesuali demga keluhan yang ada dan jangan coba berskperimen banyak kasus beli obat sembarangan," kata dr. Binsar.
Ia juga menuturkan bahwa ketika hormon tersebut melemah dan menganggap masuk masa pubertas ke dua, segeralah ke dokter untuk dinormalkan kembali hormonnya.