Nadiem Makarim Jawab Pro-Kontra Soal Pembelajaran Jarak Jauh, Mas Menteri Tegaskan Hal Ini pada Orangtua Murid

By Ela Aprilia Putriningtyas, Jumat, 7 Agustus 2020 | 09:50 WIB
Najwa Shihab dan Nadiem Makarim (Instagram @najwashihab @nadiem_makarim_)

Nadiem Makarim Jawab Pro-Kontra Soal Pembelajaran Jarak Jauh, Mas Menteri Tegaskan Hal Ini pada Orangtua Murid

Nakita.id - Sejak diberlakukan poses pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19, kebijakan ini pun terus menuai pro-kontra.

Tak sedikit orangtua yang mulai keluhkan peserta didik sejak diterapkan PJJ dan berlangsung mulai Maret 2020.

Masalah utama orangtua tak lain karena beban pembelian kuota pulsa internet untuk menunjang agar proses pembelajaran dari rumah tetap berjalan.

Baca Juga: Kabar Baik, Mendikbud Nadiem Makarim Sebut 100% Dana BOS Boleh Untuk Beli Pulsa Atau Kuota Internet Selama Pandemi, Ini Syaratnya

Lantas bagaimana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menjawab semua keluhan dari orangtua, peserta didik, termasuk para guru?

Di Mata Najwa bertajuk 'Kontroversi Mas Menteri', Rabu (5/8/2020) tadi malam, ketika ditanya Najwa Shihab berbagai keluhan masyarakat atas pembelajaran jarak jauh, Nadiem Makarim mengakui situasi yang dihadapi saat ini sangat menantang.

Ia pun menerima semua keluhan-keluhan tersebut dan merasa bersimpati dan berempati kepada orangtua, murid-murid, guru-guru, dan kepala sekolah.

Baca Juga: Resmi Dibuka! Begini Pesan Menteri Nadiem Makariem dalam Pembukaan Acara Bobo Creative Week yang Bertepatan dengan Hari Anak Nasional

"Harus dalam sekejap mereka terpaksa beradaptasi terhadap suatu format yang berbeda total dengan anggaran yang mungkin pas-pasan dan harus segera melaksanakannya secara cepat. Pada saat saya dapat menerima banyak kritik mengenai PJJ, pertama saya harus mengklarifikasi bahwa ini bukan kebijakan yang kami inginkan. Kami terpaksa melakukan PJJ," kata mantan CEO GoJek ini.

Menurutnya, dengan adanya kondisi pandemi yang mengakibatkan krisis kesehatan memberikan dua pilihan, yakni masih ada pembelajaran walaupun diakui tidak optimal atau tidak ada pembelajaran sama sekali.