Menyedihkan, di Kota yang Penduduknya Melek Digital Masih Ditemukan Puluhan Balita Kurang Gizi Akibat Susu Kental Manis

By Gazali Solahuddin, Kamis, 27 Agustus 2020 | 17:00 WIB
Pemerintah kota Tangerang siapkan program RW net, internet gratis. Tapi kenapa masih ada balita di sana yang kurang gizi? (Thinkstock)

Nakita.id - Digital membantu kehidupan manusia lebih mudah. Apalagi informasi.

Informasi dengan digital mudah tersampaikan. Pun sebaliknya dengan digital kita bisa mudah mencari informasi.

Tapi semua kemudahan itu tidak menjamin kita para orangtua bisa memberikan yang terbaik bagi anak.

Baca Juga: Masuk Bulan ke 5 Pandemi Covid-19 di Idonesia, Ningsih Tinampi Obral Ilmu Taklukan Penyakit yang Dimilikinya

Buktinya di Tangerang. Di kota dengan konsep  Liveable, Investable, Visitable dan E-city yang disingkat menjadi LIVE, masih ditemukan balita kurang gizi dan stunting yang disebabkan ketidak tahuan orangtua.

Ya, para orangttuanya meberikan susu kental anis pada anak-anaknya.

Menurut mereka susu kental manis adalah susu.

Padahal, susu kental manis itu berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, dalam 100 gr susu kental manis mengandung 343 Kal, 10 g lemak, 3 g protein, 55 g gula, 275 mg kalsium, dan 0 g serat.

Artinya, tanpa kandungan serat, susu kental manis tidak bisa dijadikan sebuah minuman atau makanan yang mengenyangkan dan melancarkan pencernaan.

Namun asupan gizi tersebut dinilai tidak bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Karenanya diperlukan edukasi dengan baik hingga ke Puskesmas dan Posyandu. Supaya orangtua paham jika susu kental manis bukan susu.

Balita gizi buruk dan stunting di Tangerang, akibat selalu diberi susu kental manis oleh orangtuanya yang tidak tahu jika itu bukan susu dan tak tidak boleh diberikan pada balitanya.