Benar Lebih Ngeri dari Penyebaran Virus Corona? Hasil Analisis Ini Meramalkan Kejadian Tahun 2050 Alami Masa Kesengsaraan, Negara Ini Paling Berdampak

By Ela Aprilia Putriningtyas, Jumat, 11 September 2020 | 11:35 WIB
Ilustrasi kekeringan (tribunnews.com)

Dengan menggunakan data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sumber lain untuk menilai delapan ancaman ekologi.

Mereka juga memprediksi negara dan wilayah mana yang paling banyak terpapar risiko.

Dengan perkiraan populasi dunia akan meningkat menjadi hampir 10 miliar pada tahun 2050 dan meningkatnya perebutan sumber daya yang memicu konflik.

Baca Juga: Firasatnya Terus Bergejolak, Mbak You Singgung Bencana Alam Sampai Minta untuk Lakukan Hal Ini

Penelitian menunjukkan sebanyak 1,2 miliar orang yang tinggal di daerah rentan di sub-Sahara Afrika, Asia Tengah dan Timur Tengah mungkin saja dipaksa untuk bermigrasi pada tahun 2050.

Sebagai perbandingan, laporan tersebut mencatat faktor ekologi dan konflik menyebabkan pengungsian sekitar 30 juta orang pada 2019.

Baca Juga: Tiba-tiba, Paranormal Kondang Ini Beri Peringatan Soal Kondisi Indonesia Usai Bahas Soal Virus Corona, Petanda Apa?

“Ini akan memiliki dampak sosial dan politik yang besar, tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju, karena perpindahan massal akan menyebabkan arus pengungsi yang lebih besar ke negara-negara paling maju,” kata Steve Killelea, pendiri IEP.

Daftar tersebut mengelompokkan ancaman menjadi dua kategori besar.

Yakni kerawanan pangan, kelangkaan air dan pertumbuhan populasi, dan bencana alam termasuk banjir, kekeringan, angin topan, naiknya permukaan laut dan kenaikan suhu lainnya.