Pola Asuh Ini Membuat Anak Patuh dan Disiplin Tanpa Perlu Dimarahi

By Gisela Niken, Kamis, 11 Januari 2018 | 08:54 WIB
Pola asuh tepat agar anak jadi tanggung jawab ()

Dalam jangka panjang, dampaknya adalah anak jadi mudah gelisah, tidak percaya diri, dan rentan terhadap intimidasi. 

BACA JUGA: Jangan Lupa Coba Potato and Onion Cream Soup untuk Sarapan Istimewa

Ketiga, Moms dan Dads harus melihat kemampuan anak dalam menjalankan instruksi.

Bisa jadi anak tidak menurut karena bingung atau tidak paham apa yang harus dilakukan. Karenanya, contoh yang baik dan konsisten dari orangtua merupakan kunci dari terbangunnya disiplin pada anak. 

Keempat, konsistensi juga berlaku pada penerapan aturan. Bukan berarti agar anak merasa disayang ia boleh tidak ikut aturan dan dikabulkan semua keinginannya. Bagaimanapun anak harus belajar berempati, mengalah pada orang lain yang lebih berhak, mau menunggu dan mengantre, cuci kaki dan gosok gigi sebelum tidur, berdoa sebelum makan, dan sebagainya yang merupakan hal positif.

Kelima, jika anak dengan sengaja melanggar aturan, orangtua tidak perlu marah berkepanjangan, tetapi berlakukan konsekuensi dari perilaku anak tersebut.

Penghapusan atau pengurangan kesenangan biasanya efektif dijadikan konsekuensi bagi perilaku anak yang tak diharapkan.

MENGHADAPI SI PEMBANTAH

Lalu bagaimana jika anak  membantah perintah orangtua atau justru balik membentak?

Setelah mampu berkata "tidak" anak pada dasarnya memiliki otonomi diri untuk menentukan kemauannya.

Ia tidak akan bersedia begitu saja  tunduk terhadap perintah.

Sikap ini sebetulnya merupakan perkembangan wajar dari seorang anak.