Moms Ini Perubahan yang Terjadi Pada Kulit Saat Hamil Serta Solusinya

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 15 Januari 2018 | 15:14 WIB
Perubahan pada kulit saat hamil ()

Nakita.id – Hamil mungkin menjadi pengalaman baru bagi Moms yang pertama kali menjalani kehamilan.

Mengalami kehamilan mungkin juga adalah salah satu pengalaman paling berharga yang dialami oleh setiap perempuan.

Saat hamil tubuh mengalami transformasi besar yang mencakup perubahan tak terduga, Moms.

BACA JUGA: Kompak Banget, Selebriti Bollywood Ini Seperti Saudara Kembar!

Selain perubahan bentuk tubuh dan berat badan, kulit Moms juga akan mengalami perubahan.

Beberapa orang merasa baik-baik saja, tapi beberapa yang lain merasa perubahan kulitnya menjadi sangat buruk.

Moms tidak akan pernah tahu bagaimana reaksi tubuh Moms terhadap naik-turunnya hormonal pada masa kehamilan.

Dilansir dari She Knows, ahli dermatologi yang bertahun-tahun merawat ibu-ibu hamil memecahkan perubahan paling umum yang terjadi selama masa-masa kehamilan seorang perempuan.

Kulit Baru

Pengalaman setiap orang sangat berbeda, namum secara kesuluruhan ada tiga masalah utama kulit yang cukup spesifik selama kehamilan.

Melasma adalah yang paling umum dijumpai, Moms.

Ini adalah kondisi yang menyebabkan area kulit wajah menjadi gelap.

Meski tidak selalu menghampiri perempuan hamil, tapi melisma sering terjadi pada perempuan hamil.

Selain itu, Moms memiliki peluang lebih untuk mengembangkan alergi baru saat hamil.

S.Manjula Jegasothy, ahli dermatologi tekemuka serta CEO dan pendiri Miami Skin Institute, mengatakan bahwa jenis reaksi alergi ini kebanyakaan bermanifestasi sebagai sarang lebah.

Lalu ada juga jerawat hormonal. Fluktuasi kadar testosteron, estrogen dan progesteron di tubuh Moms dapat menyebabkan jerawat.

Sedangkan saat hamil banyak daftar produk yang tidak boleh Moms gunakan, mengobati jerawat bisa menjadi rumit.

BACA JUGA: Cocok Untuk Anak Zaman Now, Cara Asri Welas Batasi Gadget Pada Anak Ini Bisa Moms Tiru

Bagaimana cara mengobatinya?

Moms harus merombak seluruh kebiasaan Moms untuk menghinari masalah kulit yang lebih besar dan memastikan keamanan bayi dalam kandungan Moms.

Melasma dapat dikontrol selama kehamilan dengan meminimalkan waktu di bawah sinar matahari, terutama tanpa tabir surya. 

Sehingga menggunakan SPF atau tabir surya adalah suatu keharusan, tapi ingat gunakan yang aman untuk ibu hamil.

Perubahan warna yang disebabkan oleh melasma umumnya memudar dalam beberapa bulan setelah melahirkan. 

Jika tidak, Moms dapat mengenakan kembali beberapa bahan tertentu ke dalam ritual perawatan Moms untuk membantu agar lebih cepat pulih.

Namun, ahli kulit Amy McMichael menyarankan agar tidak mengonsumsi obat jerawat sendiri. 

BACA JUGA: Wow! Tak Hanya Tampan, Para Aktor Bollywood ini Masuk Jajaran Terkaya

"Sebaiknya jangan terlalu banyak menggunakan campuran produk yang ditemukan di atas meja, bahkan jika diberi label 'alami'," katanya.

Ia menambahkan hal itu karena produk-produk tersebut mengandung zat tambahan yang berbahaya. 

Sebagai gantinya, McMichael merekomendasikan penggunaan pembersih dan pelembab lembut dengan asam buah seperti asam glikolat atau asam salisilat.

"Beberapa ahli kulit menggunakan klindamisin topikal, yang merupakan resep antibiotik, yang membantu meredakan peradangan," kata McMichael. 

Pada kesempatan yang tidak terlalu sering, serangan jerawat sangat penting, McMichael mengatakan bahwa seorang dokter dapat menggunakan antibiotik oral yang aman untuk bayi. 

"Ini biasanya hanya dimulai pada trimester terakhir kehamilan," catatnya.

BACA JUGA: Baru Belajar Jalan, Tingkah Anak Karenaa Kapoor Bikin Gemas!

Bahan yang harus dihindari

"Bahan terpenting yang harus dihindari wanita saat hamil adalah turunan vitamin A, seperti tretinoin (Retin-A) atau retinol," kata Jegasothy. 

Hal itu dapat menyebabkan terjadinya cacat lahir pada bayi. 

Sebagai gantinya, Jegasothy menyarankan untuk menambahkan produk dengan antioksidan seperti vitamin C dan tumbuhan seperti resveratrol.