Waspada Moms, Jangan Termakan Mitos Vaksin yang Salah

By Sri Noviyanti, Senin, 30 November 2020 | 18:30 WIB
Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc memberikan pemaparan mengenai keamanan vaksin dan menjawab mitos dengan fakta dalam dialog produktif di Jakarta, Senin, 16 November 2020. (DOK. Satgas Covid-19)

Terkait proses pembuatan vaksin yang cepat, Prof Cissy mengatakan bahwa teknologi dan kemampuan sumber daya yang maju dan ketersediaan biaya dapat mempercepat proses pengembangan vaksin Covid-19.

Nah, soal bahaya tidaknya vaksin, Moms bisa melihat dari serangkaian proses pengembangan dan uji vaksin Covid-19.

Perlu diketahui, untuk melakukan penelitian vaksin dibutuhkan proses yang panjang. Penelitian yang ada di Indonesia sendiri dalam menguji vaksin Sinovac  masuk dalam uji klinik vaksin tahap III dan sudah dilakukan penyuntikan pada seluruh relawan.  Uji ini diawasi langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Adapun hasil uji klinik vaksin fase I dan II sudah dipublikasikan dalam publikasi internasional.

Menjawab efek samping vaksin Covid-19 yang telah diuji coba pada ribuan relawan di Indonesia, Prof. Cissy mencoba menjelaskan.

“Tidak ditemukan efek samping yang berat, info atau berita mengenai adanya yang meninggal, sakit berat, sakit punggung, itu tidak terbukti dari hasil uji klinik vaksin Covid-19. Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi,” tambahnya.

Baca Juga: Isyaratkan Vaksin Covid-19 Sudah Siap Edar, Menteri Erick Thohir Kasih Tahu Cara Pesan Vaksin Secara Mandiri, Begini Alurnya

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Cissy juga mengimbau kepada orangtua untuk tetap rutin memberikan vaksin kepada anak-anak dan balita.

Ada 12 program imunisasi nasional yang diberikan gratis pada anak-anak dan balita. Dalam kondisi pandemi, pemberian vaksin tetap harus rutin diberikan agar tidak menjadi pandemi yang lain nantinya.

“Yang paling rawan di sini campak. Campak sangat mudah menular. Imunisasi pada bayi itu yang paling utama, jadi tidak betul bayi tidak boleh diimunisasi”, kata Prof Cissy.

Dia juga menambahkan bahwa vaksin adalah salah satu cara masyarakat untuk terlindungi dari infeksi penyakit tertentu.

“Namun kita tetap harus melakukan perilaku 3 M (memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan) secara disiplin, sampai akhir pandemi nanti”, tambahnya.