Nakita.id - Penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen maupun progesteron, kerap dituding sebagai pemicu tekanan darah tinggi (hipertensi). Kandungan keduanya disebut dapat merangsang pelepasan hormon lain yang menyebabkan tekanan darah naik.
Padahal, mitos ini tidak sepenuhnya benar Moms. Dilansir laman Very Well Health, pil KB mungkin saja membuat tekanan darah meningkat, tetapi tidak dalam jumlah yang signifikan. Justru, hipertensi terjadi akibat beberapa faktor pemicu sebelumnya.
Misalnya saja dari riwayat penyakit yang dimiliki seperti penyakit jantung atau faktor usia. Mengingat semakin tinggi usia seseorang, maka semakin besar juga risiko terjadinya hipertensi. Begitupun dengan risiko munculnya penyakit-penyakit penyerta lainnya.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan ginjal dan hipertensi Djoko Wibisono menyebut, penggunaan pil KB tidak selalu menyebabkan hipertensi.
"Tidak semua kontrasepsi untuk mengendalikan kehamilan mengandung efek hormonal yang dapat menyebabkan hipertensi," jelas dr Djoko seperti dikutip dari GridHealth, (23/2/2019).
Penggunaan pil KB sesungguhnya tetap bisa digunakan oleh perempuan yang memiliki risiko hipertensi. Dokter mungkin akan melakukan pengecekan tensi terlebih dahulu, untuk menentukan dosis pil KB yang tepat.
Selain itu, melalui pola hidup sehat serta diet, penggunaan pil KB juga bisa dilakukan hingga bertahun-tahun lamanya. Tentunya dengan tetap melakukan kontrol rutin untuk mengawasi penggunannya.
Memicu preeklamsia
Meski begitu, kini muncul pertanyaan baru, benarkah penggunaan pil KB di masa lalu akan memicu terjadinya preeklamsia sebagai efek samping?
Perlu diketahui, preeklamsia merupakan kondisi medis yang masih belum diketahui dengan pasti penyebabnya.
Namun, mengutip dari laman Your Hormones preeklamsia justru sering disebabkan oleh faktor lain seperti obesitas, riwayat preeklamsia pada anggota keluarga, atau masalah autoimun.