Bertambah 1 Lagi, Delirium Menjadi Gejala Covid-19 yang Baru, Simak Penjelasan dan Ciri-cirinya

By Gabriela Stefani, Jumat, 11 Desember 2020 | 19:00 WIB
Gejala covid-19 yang baru (Freepik)

Nakita.id - Gejala covid-19 saat ini memiliki gejala baru.

Saat awal kemunculan virus corona, gejalanya yaitu demam, batuk, dan sesak napas.

Seiring berjalannya pandemi, berbagai gejala lain muncul seperti menurunnya indra penciuman dan pengecapan.

Saat ini, delirium dilaporkan menjadi gejala baru Covid-19 yang diamati dari pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Rubiana Nurhayati, Sp.S. mengatakan delirium adalah keadaan di mana kesadaran seseorang menjadi terganggu.

Baca Juga: Penelitian Terbaru Sebut Covid-19 Bisa Timbulkan Efek Buruk untuk Seksualitas Pria, Ini Penjelasannya

"Keadaan ini disebabkan karena hypoxia atau kekurangan oksigen di otak. Kondisi ini sering terjadi pada pasien Covid-19, di mana saturasi oksigen menurun," kata dr Rubi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/12/2020).

Dr Rubi mengungkapkan bahwa delirium sering terjadi pada penyakit-penyakit yang menganggu fungsi otak. Namun, bisa juga terjadi pada pasien dengan kelainan metabolik, seperti hipoglikemia, hiponatremia dan lain sebagainya.

"Biasanya, gejalanya mudah mengatuk, bicara kacau, kadang tidak nyambung, kesadaran terganggu," jelas dia.

Lantas, apa itu delirium dan bagaimana ini menjadi gejala baru Covid-19?

Baca Juga: Beda dengan Dicuci Biasa, Segera Disinfeksi Pakaian Supaya Terhindar dari Covid-19 yang Disebut Bisa Bertahan 2 Hari di Kain

Dilansir dari Stat News, dalam sebuah studi menemukan bahwa delirium mungkin menjadi gejala peringatan dini infeksi virus SARS-CoV-2 pada orang dewasa yang lebih tua.

Lebih dari seperempat pasien yang lebih tua dalam penelitian itu tiba di IGD rumah sakit dengan mengigau dan 37 persen dari pasien ini tidak memiliki tanda Covid-19 yang khas, seperti demam atau sesak napas.

Delirium adalah tanda umum dari setiap infeksi pada orang tua yang sistem kekebalannya merespons penyakit yang diakibatkan oleh virus atau bakteri secara berbeda, dibandingkan pada orang dewasa yang lebih muda.

Gejala delirium yang umum yakni kebingungan, kurang fokus, disorientasi dan perubahan kognitif lainnya.

Baca Juga: Jangan Asal Pakai Masker Kain, Cari Tahu Cara Tepat Perawatan hingga Batas Maksimal Penggunaannya Agar Terhindar dari Virus Corona

Pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, jika mereka membutuhkan ventilator, adalah yang rentan terhadap delirium.

Dengan mengidentifikasi delirium sebagai gejala Covid-19 pada pasien sebelum dirawat, dinilai penting untuk melindungi orang lain dari infeksi.

Selain itu, penting juga untuk mengambil tindakan perawatan yang tepat, sebab secara umum, pasien dengan delirium cenderung lebih menunjukkan sakit yang parah dibandingkan pasien lainnya.

"Delirium adalah baromater yang bagus," kata Wes Ely, seorang ahli paru dan dokter perawatan kritis di Vanderbilt University, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Baca Juga: Tak Bisa Dianggap Sepele! Hanya Butuh Waktu Segini Bentarnya Untuk Terpapar Virus Corona dari Pasien Positif Covid-19

Menurut Ely, informasi ini perlu disampaikan kepada masyarakat awam dan tenaga medis.

Dalam studi yang diterbitkan di JAMA Network Open, para peneliti menganalisis catatan medis dari 817 pasien di tujuh rumah sakit di lima negara bagian yang mengalami lonjakan pasien Covid-19 pertama kali pada Maret 2020 lalu.

Rata-rata pasien berusia 77 tahun dan 65 tahun, kesemuanya dinyatakan positif terinfeksi virus SARS-CoV-2

Dari analisis tersebut, lebih dari seperempat, 28 persen didiagnosis mengigau, gejala umum keenam setelah demam, sesak napas, oksigen rendah, batuk dan lesu.

Baca Juga: Selain Berbekal Protokol Kesehatan, Pastikan Konsumsi Beberapa Vitamin Ini untuk Dongkrak Daya Tahan Tubuh di Tengah Pandemi Covid-19

Akan tetapi, sepertiga pasien dengan delirium tidak menunjukkan gejala Covid-19 yang lebih khas, hanya delirium yang menjadi gejala Covid-19 mereka.

"Salah satu pesan utama kami, terutama saat ini, adalah benar-benar mencoba menyaring semua orang, terutama orang dewasa yang lebih tua,” kata Benjamin Helfand, rekan penulis studi di University of Massachusetts Medical School.

Helfand mengatakan orang yang datang dengan gejala atipikal atau tidak biasa ini harus diskrining dan diuji atau dites Covid-19.

Dalam studi tersebut, pasien dengan delirium cenderung berusia di atas 75 tahun, baik tinggal di panti jompo atau fasilitas tempat tinggal bantuan.

Atau di antara mereka pernah mengkonsumsi obat psikoaktif di masa lalu, memiliki penyakit parkinson dan memiliki masalah penglihatan atau pendengaran.

Baca Juga: Jadi Bukti Amannya Vaksin Covid-19, Beginilah Kisah Wanita Lansia yang Menjadi Orang Pertama Mendapat Vaksin Penangkal Corona

Seringkali, saat datang di IGD, kurang dari setengah pasien diskrining dan didiagnosis menggunakan Mteode Penilaian Kebingungan. Alat ini dikembangkan oleh Vanderbilt's Ely dan Sharon Inouye dari Harvard Medical School, yang juga menjadi salah satu penulis studi ini.

Ely mengungkapkan apabila lebih banyak pasien yang didiagnosis dengan beberapa versi alat deteksi delirium, mungkin akan lebih banyak kasus Covid-19 yang dapat terdeteksi.

"Jika Anda tidak menggunakan alat delirium, Anda kehilangan sekitar 75 persen dari (pasien Covid-19 dengan gejala) delirium. Tidak diragukan lagi bahwa angka yang mereka berikan lebih rendah dari angka delirium yang sebenarnya. Ini akan lebih besar dari itu," kata Ely.

Baca Juga: Kebiasaan Baru Titi Kamal Ini Gara-gara Pandemi Covid-19 Buat Christian Sugiono Kesal, Ternyata Ini Penyebabnya

Kendati demikian, para peneliti mengakui keterbatasan tersebut, sebab sebagian besar IGD rumah sakit tidak secara rutin menyaring pasien dengan delirium sebagai gejala baru Covid-19.

Penulis studi berharap studi delirium gejala Covid-19 ini dapat membantu tanda mengigau yang ditemukan pada pasien Covid-19 dapat diketahui dan diobati lebih awal.

"Menambahkan delirium sebagai gejala umum Covid-19 akan mencegah kasus-kasus penting terlewatkan dan memungkinkan identifikasi dan manajemen lebih awal dari pasien yang rentan berisiko tinggi untuk hasil yang buruk," tulis peneliti.

Dengan begitu tetaplah ingat pesan ibu untuk selalu menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Delirium, Gejala Baru yang Dialami Pasien Covid-19"

#NakitaCovid-19