Kenapa MPASI Harus Diberikan di Usia 6 Bulan? Inilah Dampak MPASI Diberikan Terlalu Cepat dan Terlalu Lambat

By Gabriela Stefani, Sabtu, 16 Januari 2021 | 10:18 WIB
Dampak MPASI diberikan terlalu cepat dan terlalu lambat (Freepik)

Nakita.id - Kenapa sih MPASI harus diberikan di usia 6 bulan?

Setelah melewati fase ASI eksklusif, usia 6 bulan dianggap menjadi waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan makanan pendamping ASI.

Pemberian ASI di usia 6 bulan memang sudah sesuai dengan penetapan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

"Tetapi AAP sendiri association american pediatrics itu bahwa pemberian MPASI itu boleh pada umur 4-6 bulan," jelas dr. Juliawaty Salim Sp.A dalam wawancara eksklusifnya bersama Nakita.id.

Baca Juga: Ternyata MPASI Bisa Dimulai Sebelum Usia 6 Bulan, Ini 2 Syarat Utamanya Sebagai Tanda Bayi Siap Menerima MPASI

Diakui oleh dokter yang praktik di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran tersebut bahwa komposisi ASI ketika bayi berusia 4 bulan akan mulai menurun.

"Terutama pada kandungan protein dan lemak pada ASI serta micronutrient yang penting seperti zat besi dan zink," jelasnya.

Dengan mulai berkurangnya komposisi ASI, maka perkembangan bayi di usia 6 bulan tidak akan optimal kalau tidak diberikan makanan pendamping.

"Kalau untuk 6-9 bulan itu dia sudah harus mendapatkan tambahan energi pada tubuh kira-kira 200 kalori. Jadi 200 kalori itu didapatkan dari MPASI," jelasnya.

Meski dikatakan bahwa sejak usia 4 bulan sudah boleh diberikan MPASI, tetapi tidak bisa asal diberikan loh Moms.

Baca Juga: Sang Putri Bungsu Mulai GTM, Mona Ratuliu Secepat Kilat Ganti Menu MPASI, Ini 3 Menu yang Bisa Jadi Inspirasi

Ada faktor fisik dan psikologi yang perlu dipenuhi terlebih dahulu untuk memberikan MPASI lebih cepat.

Pasalnya pemberian MPASI lebih cepat bisa menimbulkan masalah dan parahnya bisa berujung pada kematian.

Dampak pemberian MPASI terlalu cepat

Ketika pemberian MPASI sebelum 6 bulan tanpa memerhatikan kesiapan Si Kecil, maka masalah-masalah kesehatan bisa dialami oleh bayi.

Mungkin Moms pernah melihat atau mengalami bahwa bayi diberikan kerokan pisang agar ia lebih kenyang meski usianya belum 6 bulan.

Baca Juga: Siapa Sangka, Campuran Menu MPASI Nasi Ini Bisa Buat Si Kecil Cerdas, Yuk Moms Coba!

Nyatanya hal itu justru bukan membuat bayi kenyang, tetapi justru akan membuat Si Kecil cedera usus.

"Usus bayi usia di bawah 6 bulan sangat masih belum matang, istilahnya masih terbuka sehingga bila ada cedera itu akan memungkinkan infeksi pada saluran cerna," ujar dr. Julia kepada Nakita.id.

Tak hanya infeksi saluran pencernaan, pemberian MPASI terlalu dini juga rentan menyebabkan masalah alergi pada anak.

Selain itu, dr. Julia juga menyebutkan bahwa masalah invaginasi juga bisa menyerang pada bayi yang diberikan MPASI terlalu cepat tanpa memerhatikan kesiapannya.

Baca Juga: Stop Kasih Sayur dan Buah Sebagai MPASI Anak! Begini Penjelasannya dan Saran Makanan yang Baik Untuk Si Kecil

"Invaginasi dimana segmen usus masuk ke segmen usus yang lain sehingga dapat mengakibatkan kondisi medis yang sangat bahaya tentunya bisa sampai menimbulkan kematian," jelasnya.

Dampak pemberian MPASI terlalu lambat

Tak hanya pemberian MPASI terlalu cepat yang bisa menimbulkan masalah, pemberian yang terlalu lambat juga akan menimbulkan masalah.

Perlu diingat bahwa memasuki usia 6 bulan, kandungan ASI sudah tidak cukup untuk kebutuhan nutrisi dan gizi bayi.

Baca Juga: Bukan Cuma Kandungan Gizinya, Ternyata Ini 6 Manfaat Berikan Jagung untuk Bayi Sebagai MPASI

"Kandungan ASI yang sudah tidak mencukupi di usia 6 bulan untuk anak bertumbuh akibatnya anaknya bertumbuh tidak optimal nutrisinya tidak optimal," jelas dr. Julia.

Pertumbuhan yang tidak optimal akibat MPASI diberikan terlalu lambat akan membuat bayi mengalami gangguan nutrisi.

"Akibatnya tumbuh tidak optimal, dibiarkan lama, anak akan mengalami gangguan nutrisi. Jadinya malnutrisi, ujung-ujungnya akan terjadi yang namanya stunting," jelasnya.

Dengan begitu, berilah MPASI sesuai dengan waktunya agar dampak pemberian MPASI terlalu cepat dan terlalu lambat tidak dialami oleh Si Kecil.

Baca Juga: Bukan Hanya Berat Badan Saja, Ternyata Satu Hal dari Si Kecil Ini Perlu Moms Ukur Secara Rutin untuk Menghindari Malnutrisi