Kiat Mengendalikan Emosi Anak 1-3 Tahun Tanpa Perlu Ikut Marah

By Gisela Niken, Senin, 5 Februari 2018 | 14:36 WIB
Mengendalikan anak emosi tanpa perlu ikut marah (iStock) ()

Nakita.id - Mengasuh anak batita memang membutuhkan kesabaran ekstra.

Jika si batita sulit mengendalikan emosi, pemarah, dan suka menyerang, Moms biasanya jadi ikut emosi.

Lalu mulai membentak dan memberinya hukuman. 

Pada kenyataannya, semua anak (bahkan yang paling kooperatif dan kalem pun) akan bersikap irasional sesekali.

Moms tidak bisa mengendalikan perilaku anak tiap saat setiap hari.

Di usia 16 bulan, batita masih belum bisa mengontrol sikap mereka, dan butuh bimbingan hingga beberapa tahun kemudian.

Lantas, bagaimana cara mengendalikan emosi si batita?

BACA JUGA: Jarang Diketahui, 3 Makanan Murah Ini Bisa Bikin Si Kecil makin Tinggi

Anak usia 16 bulan masih percaya, dunia berkutat di sekitar mereka saja (egosentris).

Pengetahuan ini akan membantu Moms untuk paham bahwa yang ditunjukkan si batita hanya sebuah “pertunjukan” semata.

Jadi, apabila si kecil tidak punya penonton, maka biasanya ia akan berhenti bertingkah.

Di sini letak rahasianya: sebisa mungkin tinggalkan ruangan ketika mereka mulai bertingkah.

Jika si batita mulai mengeluarkan amarah (menangis berguling-guling, melempar mainan atau memukul), pahami sikap negatif ini sebagai perilaku yang normal.

Sangatlah manusiawi untuk memiliki amarah dan emosi, tapi perbedaannya ia belum bisa menahan luapan emosinya di setiap kesempatan.

Begitu si kecil memukul, menggigit, melempar barang, atau bertingkah tidak semestinya, tugas Moms adalah mengontrol dan membantunya mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih aman.

BACA JUGA: BCL Unggah Foto Bersama Kedua Orangtuanya, Netizen Salah Fokus!

Ketika si kecil butuh pelampiasan emosi, ia akan memberikan sinyal dengan melakukan sesuatu yang ia tahu nantinya akan Moms hentikan, seperti menjambak rambut anak lain.

Tanggapi perilakunya ini dengan tenang dan berkata, ”Tidak! Kamu tidak boleh menarik rambut dia ya.”  Lalu, bawa si kecil menjauh dari anak tersebut.

Moms juga bisa mengendalikan emosi si kecil dengan memberikan contoh.

Biasakan mengucapkan “terima kasih” dan “tolong” untuk mengajarkan etika pada si batita.

Tetapi, Moms tidak perlu memaksanya untuk mengatakan itu setiap saat.

Toh, ia mulai sadar bahwa orang lain juga menggunakannya dan menikmati reaksi senang para orang dewasa saat ia menggunakannya.

BACA JUGA: Dijamin Seisi Rumah Pasti Heboh dengan Pisang Aroma Cokelat Keju Buatan Kita

Penghargaan akan sikap baik ini sedikit demi sedikit akan mengimbangi dan memperbaiki sikap semau-maunya.

Kalau Moms mengharapkan si kecil mengatakan “terima kasih” dan “tolong” setiap saat, berilah ia contoh yang baik, maka si kecil pasti akan mengikutinya.

Jika diperhatikan, sebagian besar yang dipelajari anak didapat dari proses imitasi atau meniru.

Jadi, sangat masuk akal jika si kecil melakukan hal yang sama seperti yang Anda lakukan ketika berbicara tentang etika.

Nah, cara mengendalikan emosi si kecil ternyata tidak harus dengan tarik urat kan, Moms?