Jangan Lagi Keliru, Inilah Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung yang Belum Diketahui Para Pasutri!

By Ratnaningtyas Winahyu, Jumat, 9 April 2021 | 18:27 WIB
Penting untuk diketahui, ini perbedaan inseminasi dan bayi tabung (Freepik.com)

Nakita.id – Masih banyak yang bingung, inilah perbedaan inseminasi dan program bayi tabung.

Kebanyakan pasangan suami-istri tentu berharap bisa memiliki keturunan.  

Sayangnya, tidak semua pasangan bisa dengan mudah dan cepat mewujudkan keinginan tersebut.

Pasalnya, ada sebagian pasangan yang mungkin mengalami kesulitan hamil akibat mengalami gangguan kesuburan (infertilitas).

Baca Juga: Gangguan Kesuburan Bisa dari Suami hingga Kombinasi Yuk Ketahui Penyebab dan Cara Mengetahuinya

Untuk mengatasi masalah tersebut, terdapat dua cara yang umumnya dilakukan, yakni inseminasi dan program bayi tabung.

Akan tetapi, ternyata masih banyak pasangan yang keliru memahami dua teknologi reproduksi berbantu ini.

Bila Moms dan Dads termasuk yang masih bingung memahami keduanya, yuk simak wawancara eksklusif Nakita.id dengan dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS dari Morula IVF Surabaya.

Dalam Instagram Live Nakita.id hari ini, Jumat (9/4/2021) siang tadi, dr. Benediktus Arifin menjelaskan, pada dasarnya, ada tiga cara program hamil.

Yaitu, program hamil alami, inseminasi, dan bayi tabung.

Sayangnya, tidak semua pasangan berhasil melakukan program hamil secara alami. Maka dari itu, inseminasi dan bayi tabung pun kerap menjadi pilihan.

Lantas, apa itu inseminasi?

Baca Juga: Asmirandah Program Hamil Berjalan Lancar Lahirkan Bayi Perempuan, Suami Juga Ternyata Punya Peran Penting untuk Jaga Kualitas Sperma dengan 4 Cara Ini

Dokter yang akrab disapa Benny ini mengatakan, inseminasi atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan prosedur medis berupa pemasukan sel sperma pria dengan kualitas terbaik ke dalam rahim wanita untuk memudahkan proses pembuahan sperma pada sel telur wanita.

Inseminasi ini pun diawali dengan proses pengeluaran sperma pada sebuah wadah.

“Suami akan masturbasi dan mengeluarkan sperma yang kemudian ditaruh di sebuah tempat penampungan. Sperma yang ideal adalah yang tidak dikeluarkan selama 3-7 hari. Lalu, sperma akan diambil menggunakan pipet dan dimasukkan ke tabung reaksi. Langkah berikutnya, tabung reaksi kemudian seperti dicuci dalam kecepatan tinggi,” jelas dr. Benny.

Dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS dari Morula IVF Surabaya menjelaskan tentang inseminasi dan bayi tabung

Bukan tanpa alasan sperma harus melewati proses tersebut, sebab nantinya akan terlihat sperma mana yang terbaik untuk dilanjutkan dalam inseminasi.

“Tujuannya agar sperma yang tidak bisa berenang, kotor, dan mati akan menumpuk di bagian bawah tabung reaksi. Dan, yang bisa berenang akan naik ke atas tabung reaksi. Nah, inseminasi ini tidak bisa memilih sperma yang bagus. Proses ini hanya akan mengambil bagian sperma yang bisa berenang tersebut,” ungkap dr. Benny.

Setelah ditemukan yang paling terbaik, proses selanjutnya adalah memasukkan sperma ke dalam rahim.   

Proses inilah yang membuat angka keberhasilan inseminasi lebih tinggi daripada hamil alami.

“Setelah itu, sperma yang diambil akan dimasukkan ke dalam rahim dan lebih dekat dengan sel telur. Oleh karena itu, angka keberhasilan inseminasi akan lebih tinggi daripada proses alami,” ujar dr. Benny dalam Instagram Live Nakita.id.  

Baca Juga: Berhasil Jalani 2 Kali Bayi Tabung, Rahasia Tya Ariestya Ternyata karena Konsumsi Jus 3 Diva, Mau Coba?

Dalam proses inseminasi, sperma pun menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilannya.

Maka dari itu, perlu dilihat terlebih dahulu, apakah sperma telah memenuhi syarat atau belum.

Caranya dengan melakukan analisa sperma.

“Untuk mengetahui sperma suami memenuhi syarat atau tidak, cara yang bisa dilakukan adalah analisa sperma (sperm analysis). Apabila melakukan analisa sperma, hasil yang keluar ada tiga hal, yaitu jumlah sperma (normalnya minimal 15 juta/cc), pergerakan sperma, dan bentuk sperma (minimal 4% yang normal),” ucap dr. Benny.

Akan tetapi, analisa sperma ini juga tentunya harus dilakukan dalam pantauan dokter.

“Analisa sperma tidak bisa hanya dilihat saat ejakulasi. Sperma yang kental, putih mengkilat, dan jumlah yang banyak belum tentu memenuhi syarat. Nah, untuk inseminasi, umumnya membutuhkan 4 juta sperma. Angka tersebut biasanya akan mendekati keberhasilan ketimbang proses hamil alami,” sambungnya.  

Meski keberhasilan inseminasi lebih tinggi daripada hamil alami, program tersebut ternyata masih kalah dengan bayi tabung, Moms dan Dads.

Ya, bila dibandingkan, bayi tabung memiliki angka keberhasilan berkali-kali lipat lebih tinggi daripada inseminasi.

Baca Juga: Jangan Abaikan Nyeri Haid Bisa Jadi Endometriosis Sehingga Mempengaruhi Infertilitas, Yuk Simak Pemicu Penyakit Kronis Ini

Hanya saja, memang biaya bayi tabung lebih mahal ketimbang inseminasi.

“Keberhasilan bayi tabung memang diakui lebih tinggi ketimbang inseminasi. Selain itu, biaya bayi tabung dan inseminasi juga berbeda. Dengan keberhasilan yang berkali-kali lipat lebih tinggi, tentu biaya bayi tabung lebih mahal daripada inseminasi,” ujar dr. Benny.

Seperti diketahui, bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan prosedur medis dengan pengambilan sperma dan sel telur untuk dipertemukan di luar organ wanita (laboratorium) agar terjadi proses pembuahan.

Seperti halnya inseminasi, kondisi pasangan suami-istri juga tentunya harus diperiksa terlebih dahulu.

dr. Benny menuturkan, ada dua kondisi yang akan dilihat sebelum melakukan bayi tabung.

Pertama, apabila pasien sudah terindikasi mutlak harus menjalani bayi tabung, maka tidak lagi ada pilihan lain.

Biasanya, kondisi itu ditandai dengan beberapa hal.

“Pasien akan dianjurkan menjalani bayi tabung ketika spermanya tidak ada. Maksudnya, sel sperma tidak terlihat ketika dicek di bawah mikroskop, sehingga harus diambil dari buah zakarnya. Selain itu, saluran telur wanita terlihat buntu,” jelas dr. Benny.

Baca Juga: Perhatian Bagi Pria yang Suka Begadang! Jam Tidur Anda Bisa Sebabkan Pasangan Sulit Punya Momongan Lho

Kedua, adalah indikasi relatif.

“Misalnya, jika kondisi pasangan suami-istri baik-baik saja tanpa ada indikasi apapun, lalu kemudian memilih bayi tabung, hal itu juga diperbolehkan,” kata dr. Benny.

Selain itu, indikasi relatif lainnya adalah dari faktor usia.

“Kalau usia di bawah 35 tahun dan 6 bulan menikah belum hamil, tak perlu khawatir. Sebaliknya, jika sudah berusia di atas 35 tahun, sebaiknya segera periksakan ke dokter bila dalam kurun waktu tersebut belum juga hamil,” lanjutnya.

Nah, kalau tertarik dengan bayi tabung, Morula IVF Surabaya punya penawaran spesial nih untuk Moms dan Dads.

Ya, dalam rangka menyambut Ramadan, Morula IVF Surabaya memiliki promo cash back Paket IVF ‘Blessing of Ramadan’ sampai Rp 13,9 juta, lo.

Morula IVF Surabaya memiliki promo cash back menarik dalam menyambut Ramadan

Baca Juga: Apakah Infertilitas Sama dengan Mandul? Simak Penjelasannya Menurut Ahli dan Cara Tepat Mengatasinya

Untuk mendapatkan cash back tersebut, caranya pun mudah sekali. Moms dan Dads cukup mendaftarkan diri sejak hari ini sampai berakhir pada 31 Mei 2021 mendatang.

Jangan lupa juga kunjungi website Morulaivf.co.id dan akun Instagram @morulaivfsurabaya supaya tidak ketinggalan promo dan informasi menarik lainnya.