Masih Tuai Pro dan Kontra, Ternyata Ini Alasan Pemerintah Nekat Buka Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi yang Belum Usai

By Shinta Dwi Ayu, Kamis, 6 Mei 2021 | 14:11 WIB
Ilustrasi sekolah tatap muka. (Freepik)

Nakita.id- Dunia pendidikan masih harus mengalami berbagai perubahan di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai hingga saat ini.

Sudah satu tahun lebih para siswa dan siswi menjalani program belajar jarak jauh.

Hal tersebut tentu saja mendatangkan tantangan tersendiri bagi para siswa, guru, orang tua, dan pemerintah.

Baca Juga: Langsung Turun Tangan, Hotman Paris Cari Anak Kru KRI Nanggala-402 yang Kunci Ayahnya di Kamar, 'Saya Biayai Sekolah Anak Tersebut'

Pemerintah harus memikirkan solusi terbaik agar program belajar jarak jauh tersebut bisa berjalan dengan lancar.

Akan tetapi setahun penerapan program belajar jarak jauh ternyata mendatangkan berbagai masalah.

Pemerintah khawatir apabila proses pembelajaran jarak jauh diteruskan maka justru akan menyebabkan learning lose.

"Apabila PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dilanjutkan dikhawatirkan learning lose justru akan terjadi," ungkap Jumeri, S. TP., M. Si, selaku Ditjen PAUD Dikdasmen dalam acara konfersi pers Aqua yang berkolaborasi dengan Sekolah.mu dengan tema 'Aqua dan Sekolah.mu Ajak Anak Indonesia Kelolah Sampah Melalui e-Learning Interaktif' Kamis, (06/05/2021).

Selain itu, menurut Kemendikbud tingkat psikologi anak saat ini pun sudah mulai menurun sehingga tidak bisa mengikuti proses PJJ dengan baik.

Permasalahan yang dialami siswa di rumah pun sulit terdeteksi oleh guru sehingga bisa menghambat proses pembelajaran.

Maka dari itu pemerintah sudah bertekad untuk membuka kembali sekolah tatap muka pada bulan Juli mendatang.

Pemerintah sudah memastikan agar tenaga pengajar mendapatkan vaksinasi terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran tatap muka digelar.

Baca Juga: Ribuan Guru Kota Tangerang Divaksinasi, Persiapan Sekolah Tatap Muka Juli 2021 Mendatang

Akan tetapi Jumeri menekankan bahwa meski sekolah tatap muka dibuka semua keputusan tetap dikembalikan pada para orang tua.

Kemendikbud menekankan bahwa program tatap muka ini tidak bersifat wajib dan dipaksakan.

Apabila Moms masih khawatir anaknya tertular Covid-19 maka tidak masalah apabila Si Kecil tetap menjalani PJJ saja.

"Tidak dipaksakan mengikuti program belajar tatap muka, tapi kalau sekolah diwajibkan untuk membuka opsi pembelajaran tatap muka," tambah Jumeri.

Pemerintah memastikan sekolah-sekolah yang sudah membuka tatap muka dipastikan sudah menerapkan protokol kesehatan yang baik.

Membuka kembali sekolah tatap muka menjadi solusi untuk menyelamatkan anak dari ketertinggalan pembelajaran ke depannya.

Tak hanya itu, Kemendikbud juga sudah melakukan berbagai hal untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh menjadi lebih baik selama ini.

Salah satunya adalah bekerja sama dengan lembag perusahaan non pemerintahan.

Salah satu perusahaan non pemerintah yang ikut mendukung kegiatan PJJ adalah Danone Aqua.

Bahkan saat ini Danone berkolaborasi dengan Sekolah.mu untuk membuat program belajar 'Sampah ku, Tanggung Jawabku'.

Baca Juga: 7 Hal Penting yang Orangtua Harus Tahu Sebelum Masukkan Anak ke Sekolah Pertamanya

Program belajar tersebut sengaja dibuat untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada anak terhadap lingkungan sejak dini.

Kemendikbud dan Danone sudah bekerja sama untuk menyebarkan modul terkait program pembelajaran tersebut  ke berbagai sekolah di daerah Indonesia.

Program tersebut pun bisa diikuti secara virtual dan  gratis oleh setiap siswa dan siswi Indonesia.