Viral Tampah Bahan Bambu Berharga Rp4 Jutaan di Amerika, Ini Sederet Kerajinan Tangan yang Patut Diekspor Bisa Jadi Ladang Cuan

By Kirana Riyantika, Senin, 17 Mei 2021 | 07:42 WIB
Tampah berharga jutaan (Pottery Barn)

Nakita.id - Tampah yang terbuat dari bambu biasanya digunakan masyarakat Indonesia memisahkan beras dari kotoran-kotoran pembawa.

Tapi jangan salah, ternyata tampah begitu eksis di luar negeri.

Bukan untuk membersihkan beras, namun untuk hiasan dinding.

Dikutip dari website Potterybarn yang bertempat di Amerika, harga tampah yang terbuat dari bambu tersebut dihargai 299 dollar AS atau setara dengan Rp4 juta-an.

Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan: Benarkah Memotong Rambut Saat Hamil Bisa Buat Bayi Memiliki Penglihatan yang Buruk? Begini Penjelasannya

Padahal, di Indonesia rata-rata harga tampah antara Rp16 ribu sampai Rp24 ribu.

Akibat viralnya tampah berharga jutaan tersebut, banyak orang terinspirasi untuk memajukan kerajinan lokal ke kancah internasional.

Ternyata, sangat banyak kerajinan asli Indonesia yang bisa bergengsi di dunia pasar luar negeri lo, Moms.

Apa saja? Berikut ulasannya dikutip dari Kompas.com:

Kerajinan dari eceng gondok

 

Indra Darmawan Pendiri Bening Saguling Foundation

Eceng gondok yang dikenal dapat merusak lingkungan perairan ternyata dapat dimanfaatkan untuk kerajinan.

Warnanya coklat dengan bentuk lilitan yang sekilas mirip dengan rotan.

Serat eceng gondok kemudian dianyam dibentuk sesuai keinginan.

Baca Juga: Sempat Bikin Heboh, Atta Halilintar Akhirnya Kasih Tau Alasan Tidak Undang Ria Ricis Ke Pernikahannya dengan Aurel Hermansyah, 'Aku Tuh Punya Batas'

Ha ini diungkapkan oleh Indra Darmawan selaku pendiri Bening Saguling Foundation yang bertempat di Kampung Babakan Cianjur, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

“Eceng gondok ini bisa dijadikan sandal, tas, keranjang, hingga gazebo,” ujar pendiri Bening Saguling Foundation, Indra Darmawan (48) kepada Kompas.com, belum lama ini.

Indra memberikan harga beragam, mulai dari Rp25.000 untuk tas sampai Rp15 juta untuk gazebo.

Tas serat kayu asal Papua

 

Noken

Noken merupakan kerajinan tangan berupa tas yang berasal dari serat kayu.

Serat kayu tersebut sudah dibuat seperti benang, kemudian dirajut untuk membentuk tas.

Bukan sembarang kayu, noken menggunakan kayu yang seratnya lembut.

Proses pengerjaan noken kecil biasanya butuh waktu sehari.

Sedangkan noken besar proses pengerjaannya bisa sampai sebulan.

Noken sendiri dalam budaya Papua memang memiliki nilai sentimental tersendiri bagi masyarakat Papua.

Tas rajut khas Papua ini kemudian termasuk ke dalam daftar United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Heritage).

Baca Juga: Bak Malaikat Tanpa Sayap, Sosok Ini Mendadak Muncul dan Langsung Ingin Bayarkan Biaya Persalinan Istri Mendiang Sapri, Dolly: 'Dia Sangat Peduli'

Itu membuat tanggal 4 Desember selalu diperingati sebagai Hari Noken Sedunia.

Kerajinan dari bambu hitam

 

Kerajinan dari bambu

Masyarakat Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat memproduksi kerajinan dari bambu hitam, yakni asbak, lampion, dan pot.

Produk yang bakal dipasarkan di jalur wisata andalan Karawang ini diharapkan membantu penduduk bertahan di tengah pandemi virus corona.

Ide untuk membuat kerajinan tangan dari bambu hitam sebetulnya bukan yang pertama digagas.

Sebelumnya sudah ada pengrajin bambu hitam di desa itu.

Hanya saja, mereka berhenti memproduksi.

Mulai Juli 2020 lalu, kerajinan bambu hitam bangkit kembali dan rencananya akan dipasarkan baik daring maupun luring.