Tak Ingin Lagi Ditunda-tunda, Ternyata Ini 4 Alasan Kuat Kemendikbud Untuk Segera Buka Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi

By Gabriela Stefani, Selasa, 25 Mei 2021 | 10:45 WIB
Alasan kuat kemendikbud buka sekolah tatap muka (Freepik)

Nakita.id - Sekolah tatap muka akan segera digelar sesegera mungkin.

Pasalnya pihak Kemendikbud telah menyebutkan kalau sekolah tatap muka tidak perlu menunggu hingga Juli 2021.

Melainkan ketika vaksinasi tenaga kependidikan sudah lengkap, maka sekolah tatap muka sudah bisa dilangsungkan.

Sebenarnya rencana sekolah tatap muka ini bukanlah yang pertama kali.

Baca Juga: UPDATE Sekolah Tatap Muka Terbaru: Sudah Sejauh Ini Persiapan Sekolah Sambut KBM Tatap Muka Juli 2021

Mulanya sekolah tatap muka direncanakan untuk digelar pada awal 2021.

Tetapi akibat angka covid-19 masih terus meningkat, rencana sekolah tatap muka perlu ditunda.

Dan bersamaan dengan sudah adanya vaksin covid-19, sekolah tatap muka tampaknya benar-benar akan digelar pada Juli 2021.

Tak ingin menunda-nunda lagi, Kemendikbud punya 4 alasan kuat agar sekolah tatap muka harus segera dimulai.

1. Kesenjangan mutu pembelajaran

Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Jumeri, S.TP. M, Si dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id menyebutkan bahwa pembelajaran jarak jauh ini sudah cukup lama.

Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Jumeri, S.TP. M, Si

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Bersamaan dengan Penerimaan Murid Baru, Adakah Perubahan Sistem dan Jumlah Penerimaan Siswa Baru?

Sudah 1 tahun murid menjalankan pembelajaran jarak jauh dan membuat mutu pendidikan di Indonesia masih di bawah sehingga butuh ditingkatkan.

"Kalau di negara-negara lain sudah membuka tatap muka, kita tidak. Tentu kita akan semakin tertinggal," ungkap Jumeri.

Jumeri juga menyebutkan bahwa dalam kenyataannya ada banyak wilayah, daerah, dan murid yang tidak bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara ideal.

"Aibatnya apa? Akan terjadi kesenjangan mutu yang semakin lebar antara anak-anak kita yang punya akses baik terhadap pembelajaran dan kurang baik," ungkap Jumeri.

Dan kalau pembelajaran jarak jauh yang tidak ideal ini terus berlangsung, maka kesenjangan mutu pendidikan tersebut akan semakin lebar.

2. Anak-anak mendapatkan banyak tekanan

Jumeri menyebutkan bahwa pembelajaran jarak jauh ini memberikan tekanan kepada anak-anak di Indonesia.

Mulai dari tekanan secara fisik hingga pelecehan seksual selama pembelajaran jarak jauh.

"Ada peristiwa-peristiwa tekanan fisik, mental, maupun pelecehan seksual yang dialami anak-anak kita ketika berada di rumah," ujar Jumeri.

3. Anak-anak lebih sering berpergian

Baca Juga: Orangtua Murid Belum Dapat Informasi Resmi, Ternyata Begini Persiapan Panjang Sekolah Demi Dapatkan Izin Sekolah Tatap Muka, Sudah Siap?

Jumeri melihat dengan pembelajaran jarak jauh justru membuat anak semakin lenggang untuk berpergian.

"Kita juga lihat anak kita itu tidak sekolah tetapi dia juga kesana kemari jadi sebenarnya risikonya sangat besar," ucap Jumeri.

Dan dengan diadakannya sekolah tatap muka, Jumeri menganggap akan lebih mudah membimbing anak-anak.

"Sedangkan kalau dia kesekolah maka bapak ibu gurunay bisa mengajarkan mereka membimbing mereka untuk pola hidup sehat dan aman," ujar Jumeri.

4. Menyelamatkan nasib sekolah swasta

Berbeda dengan sekolah negeri yang memberikan pembayaran secara gratis kepada murid-murid.

Setiap bulannya orangtua murid harus membayar biaya sekolah saat menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

Dan dengan diadakan sekolah tatap muka ini, Jumeri melihat bisa menyelamatkan nasib sekolah swasta di tengah pandemi.

Baca Juga: Ini Bedanya Sistem Pembelajaran Sekolah Tatap Muka Juli 2021 Demi Mencapai KBM yang Efektif di Tengah Pandemi

Pasalnya orangtua murid banyak yang mengeluhkan soal pembiayaan tiap bulan yang harus dibayarkan padahal anak mereka tidak bersekolah.

"Banyak perasaan masyarakat bahwa sekolah tidak ada peran lagi karena anak-anak ada di rumah tidak di sekolah,"

"Akibatnya apa? Banyak orangtua yang minta diskon bahkan pembebasan pembayaraan iuran sekolah dan ini akan membahayakan situasi sekolah-sekolah swasta kita," jelas Jumeri.