Waspada! Jangan Sampai Mengonsumsi Kentang yang Sudah Bertunas, Bersifat Racun dan Bisa Sebabkan Kematian

By Kirana Riyantika, Rabu, 26 Mei 2021 | 12:45 WIB
Ilustrasi kentang bertunas (Freepik/serenko)

Nakita.id - Kentang yang dibiarkan terlalu lama biasanya akan menumbuhkan tunas.

Ternyata, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas sangat berbahaya bagi tubuh.

Dikutip dari Healthline, kentang mengandung dua senyawa glycoalkaloid.

Baca Juga: Bak Guntur Menyambar, Baim Wong Mengaku Frustrasi Terhadap Rumah Tangganya dengan Paula Verhoeven, Ada Apa?

Dalam kadar rendah, glycoalkaloids bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya bersifat antibiotik, menurunkan kolesterol, serta menjaga kadar gula darah.

Namun, glycoalkaloids justru berbahaya bila dikonsumsi dalam kadar tinggi.

Kadar glycoalkaloids yang tinggi justru bersifat toksik bagi manusia.

Saat kentang bertunas, kandungan glycoalkaloidsnya mulai meningkat.

Oleh karena itu, mengonsumsi kentang yang sedang bertunas dapat menyebabkan Moms menelan glycoalkaloids secara berlebihan.

Biasanya efek negatif mengonsumsi kentang yang sudah bertunas muncul dalam beberapa jam hingga satu hari kemudian.

Bila sedikit mengonsumsi kentang bertunas maka gejala yang bisa muncul adalah muntah, diare, dan sakit perut.

Ilustrasi sakit perut

Ketika kentang bertunas dikonsumsi dalam jumlah yang banyak maka bisa menyebabkan tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, demam, sakit kepala, kebingungan, bahkan kematian.

Baca Juga: Tidak Hanya Tugas Moms Untuk Memperhatikan Tumbuh Kembang Anak, Dampak Ini Bisa Terjadi Jika Dads Cuek Terhadap Si Kecil!

Penelitian lain memaparkan bahaya mengonsumsi kentang yang bertunas pada ibu hamil.

Ibu hamil yang mengonsumsi kentang bertunas bisa meningkatkan resiko bayi mengalami cacat lahir.

Oleh karena itu, ibu hamil sebisa mungkin menghindari kentang yang bertunas.

Lalu, bagaimana cara menghilangkan kandungan racun pada kentang bertunas?

Kadar glycoalkaloids terkonsentrasi pada bagian daun, bunga, mata, serta kecambah/tunas pada kentang.

Selain tunas, tanda kentang memiliki kadar glycoalkaloids tinggi adalah kerusakan fisik pada kentang, kentang berwarna hijau, dan rasa pahit.

Maka dari itu, cara mengurangi kadar glycoalkaloids adalah dengan membuang bagian tunas, mata, kulit hijau, serta bagian yang memar atau rusak pada kentang.

Mengupas dan menggoreng kentang dapat membantu menurunkan kadar glycoalkaloids pada kentang.

Baca Juga: Rizki DA yang 5 Tahun Saja Kandas, Ayah Lesty Kejora Ungkap Alasan Terima Rizky Billar Jadi Mantu Meski Baru Bertemu: 'Saya Yakin dari Hati'

Meski demikian, ahli tetap menyarankan untuk tidak mengonsumsi kentang bertunas demi keselamatan.

Moms bisa mencegah kentang agar tidak bertunas dengan cara segera menggunakan kentang tanpa menyimpannya lama.

Apabila ingin menyimpan kentang dalam waktu lama, Moms perlu memastikan kentang benar-benar kering kemudian menyimpannya di tempat yang sejuk, kering, dan gelap tidak terpapar sinar matahari.

Sebaiknya hindari meletakkan kentang berdekatan dengan bawang bombay karena akan mempercepat kentang bertunas.