Mitos vs Fakta Kehamilan, Jangan Percaya Kalau Ada yang Bilang Hal-Hal Ini Sebabkan Moms Tidak Subur dan Sulit Hamil

By Diah Puspita Ningrum, Selasa, 8 Juni 2021 | 14:15 WIB
Mitos vs fakta kehamilan, jangan percaya dengan hoaks hal ini menjadi penyebab tak subur (Freepik)

Nakita.id - Mitos vs fakta kehamilan kadang membuat calon ibu baru bingung.

Banyak sekali mitos beredar yang tentu saja kebenarannya masih dipertanyakan.

Salah satunya adalah penyebab Moms tidak kunjung hamil atau disebut tidak subur.

Kesuburan adalah topik yang sangat diperbincangkan, apalagi jika Moms menginginkan anak.

Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan, Menjahit Jadi Pantangan Untuk Ibu Hamil karena Bisa Buat Bayi Lahir Cacat, Benarkah?

Ada banyak informasi mengenai kesuburan, yang sayangnya, tak sedikit dari info tersebut merupakan hoaks kesehatan belaka.

Meskipun beberapa mitos benar-benar tidak masuk akal, ada beberapa informasi lain yang cukup bisa 'mengecoh' Moms.

Melansir dari lama Insider, berikut adalah mitos tentang ketidaksuburan yang wajib Moms tahu.

Mitos 1: Alkohol bisa membuat mandul

Menurut Minkin dan Le, tidak ada penelitian yang dapat dipercaya kalau secara langsung infertilitas berhubungan dengan konsumsi alkohol.

Sebuah studi 2015 oleh The American Journal of Clinical Nutrition melaporkan, bahwa meskipun kebiasaan minum alkohol dikaitkan dengan mengurangi semua penyebab kematian dan morbiditas, efek asupan alkohol pada fungsi reproduksi perempuan belum jelas.

Namun, Le mengatakan bahwa jika seorang ibu berkonsultasi dengannya tentang masalah kesuburan, salah satu hal pertama yang dia tanyakan adalah konsumsi alkohol.

"Jika seseorang telah mencoba selama bertahun-tahun untuk hamil, salah satu hal pertama yang saya minta mereka lakukan adalah detoks dari makanan penyebab radang. Ini termasuk makanan seperti gluten, susu dan alkohol," kata Le.

Ia menambahkan kadang-kadang, orang-orang minum lebih banyak alkohol karena mereka stres dikarenakan tak mampu hamil.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Benarkah Ibu Hamil yang Pernah Kuret Tidak Bisa Melahirkan Normal?

 

Mitos 2: Jika Moms lebih bugar, maka lebih subur

Ketiga mengatakan masalah kesuburan tidak ada hubungannya dengan 'bentuk tubuh'.

Sebaliknya, ini tentang berat dan persentase lemak tubuh.

"Perempuan dengan BMI yang sangat rendah mungkin merasa sulit untuk hamil, begitu juga wanita dengan angka BMI ekstrem," kata Copperman.

Sebuah studi 2013 melaporkan, "peningkatan berat badan dapat menurunkan kesuburan pada pria dan perempuan.

Ini meningkatkan risiko disfungsi ovulasi dan resistensi insulin tetapi juga dapat mengurangi kemungkinan konsepsi pada wanita dengan siklus reguler"

Meskipun bentuk tubuh tidak memengaruhi kesuburan secara langsung, Le mendorong pasiennya berolahraga secara teratur, terutama jika telah tidak subur untuk sementara waktu.

"Berolahraga mengarah pada pelepasan endorfin, dan merupakan cara alami untuk menjadi lebih bahagia," kata Le.

"Orang-orang yang frustrasi mereka ingin hamil bisa sangat marah, atau bahkan minum segelas anggur semalam untuk mengatasi stres. Olahraga adalah cara yang jauh lebih sehat untuk merasa lebih baik," jelasnya.

Mitos 3: Menyusui membuat mandul

Meskipun Le dan Minkin mengatakan menyusui tidak akan membuat mandul, seseorang dapat berhenti berovulasi saat menyusui.

Minkin menjelaskan ketika seseorang sedang menyusui, mereka mengalami peningkatan kadar prolaktin, hormon yang memungkinkan mereka menghasilkan susu.

Meskipun tingkat yang tinggi ini dapat menghentikan ovulasi selama beberapa bulan pertama laktasi, namun tingkatnya akan menurun seiring waktu dan Moms akan mulai berovulasi lagi.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Wajah Berjerawat Kerap Dipercaya Tengah Hamil Anak Perempuan, Begini Cara Mudah Atasi Jerawat saat Hamil

 

Mitos 4: Perempuan adalah satu-satunya penyebab infertilitas

Le mengatakan salah satu hal yang paling membuat frustrasi baginya adalah ketika wanita berpikir infertilitas adalah semua kesalahan mereka.

Seringkali, katanya, pria juga harus disalahkan atas ketidaksuburan pasangan.

"Membuat bayi adalah olahraga tim," katanya.

CDC melaporkan bahwa sekitar 35% dari pasangan yang mengalami infertilitas memiliki faktor yang berkontribusi pada pria dan perempuan.

Lebih jauh lagi, 8% pasangan infertil penyebab infertilitas dari pria saja.

Menurut CDC, infertilitas pada pria dapat terjadi karena berbagai alasan.

Beberapanya termasuk gangguan fungsi testis atau ejakulasi, gangguan hormonal, kelainan genetik, usia, penggunaan berlebihan obat-obatan dan alkohol, obesitas, paparan testosteron, paparan radiasi dan obat-obatan tertentu.