Seluruh Masyarakat Indonesia Tertipu Khasiat Susu Beruang yang Bisa Mencegah Covid-19, Ternyata ASI Justru Ampuh Cegah dan Obati Covid, Benarkah?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 7 Juli 2021 | 07:15 WIB
Benarkah ASI mampu mencegah dan mengobati Covid-19? (Freepik)

Nakita.id - Belakangan, stok susu beruang banyak yang kosong di berbagai swalayan dan pusat perbelanjaan.

Padahal biasanya, susu beruang selalu tersedia di rak-rak minuman dan susu.

Ludesnya stok susu beruang dikabarkan terjadi setelah munculnya isu susu beruang mampu mencegah Covid-19.

Mengutip dari Kompas.com, pengajar di Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (UGM), Lily Arsanti Lestari mengatakan, susu memiliki kandungan nilai gizi yang baik.

Dalam susu, terkandung protein hingga mineral yang bermanfaat untuk kesehatan.

"Di susu ada protein, vitamin A dan B12, Zn, selenium, serta mineral lain yang bermanfaat untuk kesehatan," kata Lily pada Sabtu (03/07).

Baca Juga: Viral Video Sikut-sikutan Berebut Susu Beruang yang Dipercaya Ampuh Menangkal Covid-19, Ahli Langsung Turun Tangan Ungkap Fakta Gizi Sebenarnya

Dengan mengonsumsi susu, kata Lily, memang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Namun, bukan berarti masyarakat harus memilih satu produk susu tertentu untuk dikonsumsi.

"Tapi ya tidak harus Bear Brand, susu yang lain juga bagus," ucapnya.

Menurut Lily, ada sejumlah protein pada susu yang dapat meningkatkan imunitas tubuh, di antaranya yakni protein whey, lactoferin, dan laktalbumin.

"Selain itu susu mengandung asam-asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh," papar dia.

Lebih lanjut, menurut Lily, susu dapat dikonsumsi kapan saja. Tetapi alangkah baiknya dapat mengonsumsi susu setelah makan.

"Kalau diminum sebelum makan, nanti mungkin bisa mengurangi asupan makan utama karena perut sudah merasa kenyang duluan. Jadi sebaiknya setelah makan saja," tandasnya.

Oleh sebab itu, tidak ada bukti valid bahwa susu beruang mampu mencegah Covid-19.

Di tengah ramianya susu beruang yang jadi kepercayaan mampu mencegah Covid-19, siapa sangka ASI justru dirasa lebih efektif untuk mencegah Covid-19 dan menyembuhkannya.

Benarkah demikian?

Baca Juga: Apakah Moms yang Terkena Covid-19 Diperbolehkan Menyusui Anak? Begini Penjelasan Dokter Spesialis Anak

Mengutip dari News Medical Life Science, sebuah studi yang berbasis di Providence Portland Medical Center di Oregon, Amerika Serikat menyatakan adanya antibodi yang terdapat di dalam ASI.

Studi ini didapatkan dengan subjek penelitian ibu menyusui yang menerima vaksinasi Covid-19 Pfizer/BioNTech atau Moderna pada Desember 2020 hingga Januari 2021.

Antibodi IgC dan IgA yang terdapat pada ibu menyeusui tersebut meningkat tajam setelah mendapat vaksin.

Vaksin Pfizer/BioNTech atau Moderna yang digunakan merupakan vaksin messenger ribonucleic acid (mRNA) yang mengkode antigen virus Covid-19.

Dari hasil penelitian, para peneliti menemukan sampel awal dari ASI sebelum dilakukan vaksinasi yang tidak memiliki tingkat antibodi yang signifikan terhadap virus.

Sementara itu, antibodi IgC dan IgA yang spesifik sebagai antigen lojakan SARS-CoV-2 meningkat di hari ketujuh sejak vaksin dosis utama diberikan.

Antibodi IgG dinilai lebih mendominasi di dalam IgC dan IgA sebagai respons imun humoral.

Tingkat antibodi ASI agak menurun dalam beberapa minggu sebelum dosis vaksin kedua, tetapi meningkat tajam dan tetap tinggi setelah dosis vaksin kedua diterima.

Kelompok yang telah terinfeksi sebelumnya menunjukkan antibodi IgA secara signifikan, sedangkan ASI pada wanita yang diimunisasi mengandung antibodi IgG yang meningkat.

Antibodi IgA paling banyak terlihat pada selaput lendir yang terinfeksi seperti saluran pernapasan, dan biasanya terlihat setelah terkena penyakit pernafasan.

Sementara itu, Imunoglobulin G atau IgG, merupakan antibodi yang lebih umum ditularkan melalui darah, memberikan kekebalan sistemik.

Baca Juga: Tidak Melulu Dengan Mengonsumsi Makanan, Ibu Menyusui Bisa Melakukan 8 Hal Ini Agar ASI lancar dan Deras

Antibodi IgG lebih mudah terlihat setelah injeksi intramuskular dibandingkan dengan infeksi saluran pernapasan.

Akan tetapi, meski hasil positif penelitian tergolong kecil di dalam ASI, ada kabar menjanjikan.

ASI yang diberikan ibu yang sudah divaksinasi akan membentuk perlindungan lebih, meski belum ada vaksin Covid-19 yang tersedia untuk ibu hamil.

Akan tetapi daya tahan keberadaan antibodi di dalam ASI dan kontribusi antibodi terhadap kekebala bayi tetap harus diperiksa dan diteliti.

Namun sampai kini belum ada uji klinis lengkap yang mengamati hasil kemanjuran dan keamanan vaksin selama kehamilan.