Segera Ke Dokter Kalau Ciri-ciri Hamil Berbahaya di Trimester Ketiga Seperti Ini Terjadi

By Gabriela Stefani, Jumat, 9 Juli 2021 | 08:30 WIB
Ciri-ciri hamil berbahya di trimester ketiga (freepik)

Nakita.id - Ciri-ciri hamil berbahaya perlu diwaspadai selama kehamilan.

Seperti yang diketahui bahwa saat hamil penting untuk ibu hamil rutin memeriksakannya.

Hal ini untuk memantau kondisi kehamilan Moms agar diketahui kalau memang ada masalah atau tidaknya.

Termasuk saat kehamilan sudah memasuki trimester ketiga.

Tidak menutup kemungkinan kalau ibu hamil trimester ketiga mengalami permasalahan.

Baca Juga: Beginilah Ciri-ciri Hamil Anggur yang Sudah Bisa Dilihat dari Awal Kehamilan, Salah Satunya Ukuran Perut

Dan permasalahan ini bisa membahayakan untuk ibu hamil ataupun janin.

Di kehamilan trimester ketiga beberapa masalah yang bisa dialami oleh ibu hamil.

1. Ketuban pecah dini

Ciri-ciri hamil berbahaya yang harus diwaspadai yaitu ketika ketuban pecah lebih cepat.

Kalau ketuban pecah pada usia kehamilan 34 minggu ke atas, dokter umumnya menyarankan untuk dilangsungkannya persalinan.

Artinya ketika ketuban pecah pada usia kandungan 34-37 minggu, Moms akan melahirkan bayi prematur.

Kalau ketuban pecah lebih dini saat usia kandungan 32-34 minggu, dokter akan melihat kondisi paru-paru bayi terlebih dahulu.

Kalau kondisi paru-paru janin sudah cukup matang, maka akan dilakukan persalinan.

2. Pendarahan

Waspadai kalau Moms alami pendarahan trimester ketiga karena bisa menjadi permasalahan serius salah satunya plasenta pervia.

Plasenta priveria merupakan kondisi saat plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim saat hamil trimester ketiga.

Baca Juga: Banyak yang Percaya Rambut Kusam Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan, Benarkah?

Nah, hal inilah yang akan membuat ibu hamil bisa mengalami pendarahan meski tidak disertai rasa sakit.

Dokter biasanya menanganinya dengan melakukan USG untuk mengidentifikasinya.

Kalau bayi dalam kondisi tertekan atau pendarahan berisiko mengancam jiwa, maka dokter akan melakukan persalinan sesar tanpa memandang usia janin.

3. Janin kecil

Ketika ukuran janin lebih kecil dari yang seharusnya perlu diperhatikan baik-baik.

Dalam kasus serius bisa terjadi pembatasan pertumbuhan intrauterin.

Janin dengan kondisi ini akan sulit menahan stres saat persalinan nantinya dibandingkan bayi berukuran normal.

Kemudian bayi dalam kondisi ini juga cenderung memiliki lemak lebih sedikit dan sulit menjaga suhu tubuh serta gula darah setelah lahir.

Kalau hal ini terjadi, umumnya dokter akan terus memantau berat dan ukuran janin di dalam kandungan apakah terus berkembang atau tidak.

Kalau tidak ada perkembangan, umumnya dokter akan melakukan induksi atau persalinan sesar.

4. Kehamilan lewat waktu

Baca Juga: Rambut Tampak Berkilau saat Hamil Kerap Dipercaya Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Laki-laki, Benarkah?

Kehamilan lewat waktu ini artinya Moms mengandung janin lebih dari 40 minggu.

Seperti yang diketahui bahwa usia kehamilan yang wajar untuk persalinan yaitu 37-40 minggu.

Tapi ada pula kondisi ibu hamil yang tidak kunjung melahirkan meski sudah melewati 40 minggu.

Kehamilan lewat waktu akan ditetapkan pada ibu hamil yang tidak kunjung hamil saat usia kandungan sudah menginjak 42 minggu.

Sebenarnya kehamilan lewat waktu ini aman untuk ibu hamil, tetapi berbahaya untuk janin karena plasenta yang berguna untuk menyediakan oksigen dan nutrisi dirancang untuk bekerja selama 40 minggu.

Dan memasuki usia kandungan 41 minggu, plasenta cenderung akan mengalami penurunan cairan ketuban.

Biasanya dokter akan terus memantau, tapi kalau tidak kunjung ada tanda persalinan saat usia kandungan 42-43 minggu maka akan dilakukan induksi.