Penelitian Ungkap Stres Berat pada Ibu yang Mengandung Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan, Ini Alasannya

By Kirana Riyantika, Rabu, 14 Juli 2021 | 09:33 WIB
Stres yang dialami ibu hamil jadi ciri-ciri hamil anak perempuan, benarkah? (Pexels/ Leah Kelley)

Nakita.id - Di kalangan masyarakat banyak mitos mengenai ciri-ciri hamil anak perempuan.

Beberapa mitos yang beredar mengenai ciri-ciri hamil anak perempuan diantaranya wajah ibu hamil yang brejerawat, ngidam makanan manis, detak jantung bayi lebih cepat, dan masih banyak lagi.

Meski terdapat alat USG untuk mengecek jenis kelamin bayi, banyak masyarakat yang menebak-nebak jenis kelamin bayi dari perubahan bentuk tubuh serta perilaku ibunya.

Baca Juga: Wajah Penuh Jerawat pada Ibu Hamil Dipercaya Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan, Ini Kata Ahli

Jenis kelamin bayi baru bisa dideteksi oleh alat USG setidaknya saat usia kandungan 18 minggu.

Meski memasuki usia 18 minggu, bisa saja jenis kelamin bayi sulit terdeteksi karena posisi bayi dalam kandungan, misalnya kaki menyilang, dan sebagainya.

Oleh karenanya masyarakat menebak-nebak jenis kelamin janin yang dikandung melalui perilaku atau perubahan fisik sang ibu.

Mengetahui jenis kelamin bayi sedari awal berfungsi supaya para orangtua bisa mempersiapkan perlengkapan bayi sesuai gender.

Untuk bayi perempuan mengenakan perlengkapan berwarna feminin, sedangkan bayi laki-laki mengenakan perlengkapan berwarna maskulin.

Tahukah Moms, bahwa ada penelitian menunjukkan stres berat yang dialami ibu hamil jadi salah satu ciri-ciri hamil anak perempuan.

Melansir smh.com.au, para ahli menemukan bahwa peningkatan hormon kortisol (hormon stres) dikaitkan dengan kelahiran lebih banyak anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.

Penelitian ini mengamati 338 perempuan di Inggris.

Baca Juga: Banyak yang Percaya Rambut Kusam Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan, Benarkah?

Para responden menuliskan mengenai kehidupan, hubungan dengan pasangan, hubungan seksual, hingga stres yang dirasakan.

Tingkat kortisol dan enzim alfa amilase (indikator adrenalin) juga diukur pada hari keenam siklus bulanan responden untuk jangka waktu hingga enam bulan.

Hormon kortisol dikaitkan dengan stres kronis jangka panjang yang disebabkan oleh kesehatan yang buruk, pekerjaan yang menuntut, atau mengenai kekhawatiran masalah finansial.

Sedangkan adrenalin terkait dengan stres jangka pendek.

Selama penelitian, dari 338 responden, sebanyak 207 perempuan hamil.

Hasilnya, ibu hamil yang sebelumnya mengalami stres berat jadi salah satu ciri-ciri hamil anak perempuan.

Ibu hamil yang sebelumnya mengalami stres berat lebih banyak melahirkan bayi perempuan yaitu sebanyak 72 bayi, sedangkan anak laki-laki 58 bayi.

Ini menunjukkan janin perempuan lebih kuat dalam menghadapi hormon kortisol.

Baca Juga: Ibu Hamil yang Tidur Menghadap ke Kanan Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan, Benarkah?

Perbedaan jenis kelamin bayi tidak signifikan secara keseluruhan, namun signifikan bagi ibu yang memiliki kortisol tinggi.

Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang stres berat memiliki kemungkinan 75 persen lebih kecil untuk memiliki anak laki-laki.

Meski begitu, ibu hamil sebaiknya jangan terlalu stres.

Ketika ibu hamil mengalami tekanan, sebaiknya segera melakukan hal yang menyenangkan guna mencegah stres semakin berat.

Melakukan jalan-jalan, belanja, atau hal disukai lainnya bisa menurunkan kadar stres ibu hamil.

Moms yang sedang stres juga bisa minum teh herbal supaya merilekskan pikiran.