Swab PCR Ternyata Tidak Disarankan Usai Jalani Isolasi Mandiri, Dokter Ungkap Alasannya dan Syarat Bebas Isoman

By Gabriela Stefani, Rabu, 14 Juli 2021 | 10:03 WIB
Tes swab pcr tidak disarankan selesai isolasi mandiri (pixabay)

Nakita.id - Swab PCR menjadi tes covid-19 dengan hasil terbaik saat ini.

Bahkan di tengah PPKM ini, hasil tes covid-19 yang diterima untuk melakukan penerbangan dengan pesawat yaitu swab PCR.

Sebenarnya untuk tes covid-19 bisa menggunakan antigen ataupun PCR.

Tetapi ketika seseorang positif dalam swab antigen, maka dibutuhkan pemeriksaan kembali menggunakan PCR.

Dan ketika seseorang terkonfirmasi positif covid-19 dari tes PCR barulah dilakukan perawatan baik isolasi mandiri ataupun di rumah sakit tergantung gejalanya.

Baca Juga: Ternyata Begini Bedanya Gejala Covid-19 pada Pasien yang Sudah Divaksin Lengkap, Baru 1 Kali, dan Belum Divaksin Sama Sekali

Tapi ternyata setelah isolasi mandiri atau isoman tidak dibutuhkan lagi loh untuk melakukan tes PCR kembali.

Hal ini disampaikan oleh seorang dokter dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu dr. Samuel Pola Karta Sembiring.

Melalui akunnya, dr. Samuel menyebutkan bahwa tes swab PCR setelah isolasi mandiri tidak disarankan.

dr. Samuel menyebutkan bahwa pada prinsipnya tes PCR ini merupakan alat terbaik untuk mendiagnosis covid-19.

"PCR sangat sensitif, sehingga mampu mendeteksi materi genetik virus SARS CoV2 yang masih aktif maupun yang sudah menjadi bangkai," tulisnya dalam unggahan akun @doktersam.

dr. Samuel menyebutkan bahwa sebenarnya virus akan hidup di dalam tubuh tidak lebih dari 10 hari sejak gejala muncul.

Atau rata-ratanya yaitu 7-9 hari.

"Namun pada beberapa kasus, virus ini bisa bertahan cukup lama (lebih 10 hari). Biasanya terjadi pada covid-19 derajat berat juga pasien dengan penyakit imunitas yang jelek (contohnya HIV)," tulisnya.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Swab Antigen dan PCR Dalam Tes Covid-19, Mulai Dari Metode Pemeriksaan Hingga Harganya

Dan ia pun menyebutkan bahwa tes PCR setelah isolasi mandiri merupakan tindakan yang tidak efektif.

"Menurut CDC, PCR bisa saja masih positif setelah isoman bahkan hingga 3 bulan kemudian. Padahal sudah tidak menular lagi," tulisnya.

Tetapi hal ini pengecualian pada kasus covid-19 yang berat atau kritis sehingga bisa dipertimbangkan untuk tes PCR ulang.

dr. Samuel menyebutkan kalau tetap memaksakan tes swab PCR ulang tidak banyak manfaatnya karena kalau pun hasilnya positif, maka tetap tidak mengubah keputusan status selesai isolasi oleh dokter.

"KerugianBiaya PCR yang tidak murahDapat memicu stres karena hasil masih positf. Padahal itu hanya menandakan sisa bangkai virus saja," tulisnya.

dr. Samuel menjelaskan bahwa setelah melakukan isolasi mandiri pada gejala ringan dan sedang, maka risiko penularan dianggap sudah sangat minim karena hasil studi menyebutkan bahwa virus sudah tidak aktif lagi.

"Sebenarnya, tanpa harus PCR negatif, seseorang sudah layak kembali bekerja dengan syarat berikut:Sudah menyelesaikan masa isolasiKondisi sudah dinilai dan dinyatakan layak bekerja kembali oleh dokterHarus tetap patuh pada protokol kesehatan ketika kembali bekerja," paparnya.

Baca Juga: Jangan Nyesel Kalau Tak Mau Baca, Ini JSR yang Ampuh Mencegah Covid-19 dan Tingkatkan Imun Saat Pandemi Sekaligus Ramuan Menurunkan Berat Badan

dr. Samuel mengakui bahwa permintaan PCR negatif sebelum karyawan masuk kembali setelah isolasi mandiri tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di negara lain juga.

Jadi dr. Samuel menyarankan karyawan bisa memberikan penjelasan kepada pihak kantor bahwa kondisi sudah layak secara medis untuk kembali bekerja atau menunjukkan surat keterangan selesai isolasi yang bisa didapatkan dari puskesmas atau klinik covid-19.

Unggahan dr. Samuel