Tolong Jangan Langsung Swab Setelah Kontak Erat dengan Kasus Covid-19, Ternyata Ini Bahaya Langsung Swab Setelah Terpapar

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 14 Juli 2021 | 14:25 WIB
Bahaya langusng swab test setelah kontak erat dengan pasien Covid-19 (freepik)

Nakita.id - Salah satu upaya untuk mencegah mata rantai penularan Covid-19 adalah melakukan tracing.

Tracing ialah pelacakan kontak untuk proses mengidentifikasi, menilai, dan mengelola orang yang terpapar di suatu penyakit dan saat ini dilakukan oleh kontak erat pasien Covid-19.

Mengutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tracing dilakukan sebagai upaya identifikasi orang yang mungkin terpapar dengan SARS-CoV-2, dan pemantauan harian atas kontak erat setiap hari selama 14 hari.

Tujuannya adalah untuk menghentikan penularan virus dengan mengurangi jumlah orang pembawa virus yang berkegiatan.

Baca Juga: Tolong Jangan Lagi Tes Swab Antigen Secara Mandiri Tanpa Tenaga Ahli di Rumah, Dokter Ungkap Bahayanya

Biasanya, di Indonesia tracing dilakukan oleh pemerintah setempat pada kontak erat pasien Covid-19.

Puskesmas setempat akan melacak siapa saja yang kontak erat dengan kasus Covid-19 dan meminta kontak erat tersebut melakukan berbagai pembatasan, salah satunya swab test.

Akan tetapi, banyak yang menyalahartikan tentang tata cara swab test sebagai rangkaian tracing.

Banyak yang langsung melakukan swab test saat orang yang baru ditemuinya dinyatakan positif Covid-19.

Ternyata hal ini salah kaprah lho, Moms.

Untuk mengetahui seseorang tersebut terpapar atau tidak, harus melakukan swab test sesuai dengan aturan yang berlaku.

Mengutip dari Kompas.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Kiki Maharani, SpPD, menjelaskan, bertatapan muka dengan orang yang positif Covid-19 selama lebih kurang 15 menit sudah termasuk dalam kontak erat.

dr Kiki mengimbau masyarakat waspada bila mengalami gejala yang mengarah ke Covid-19 setelah lima hingga tujuh hari.

Baca Juga: Swab PCR Ternyata Tidak Disarankan Usai Jalani Isolasi Mandiri, Dokter Ungkap Alasannya dan Syarat Bebas Isoman

"(Sebab) masa inkubasinya (virus corona yang masuk ke tubuh) sekitar lima sampai tujuh hari," ungkap dr Kiki saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/6/2021).

Sehingga tak heran jika swab test baik antigen maupun PCR yang dilakukan langsung setelah terpapar akan menunjukkan hasil negatif.

"Karena mungkin pada saat itu (tes Covid-19) belum terbentuk paparan virus di tubuh kita," jelas dr Kiki.

Oleh sebab itu, dr Kiki menyarankan agar tes Covid-19 dapat dilakukan setelah masa inkubasi, yakni sekitar lima hingga tujuh hari.

Selama masa inkubasi tersebut, dia juga mengimbau agar melakukan isolasi mandiri.

Apabila selama masa tersebut mengalami gejala Covid-19 setelah kontak erat dengan pasien orang yang terinfeksi virus corona, disarankan untuk melakukan tes Covid-19, seperti tes antigen.

"Akan tetapi, jika hasil tes rapid antigen negatif, tetapi gejala-gejala sudah muncul, seperti demam, lidah tidak bisa merasakan rasa apa pun, atau anosmia yakni tidak bisa membau, sebaiknya segera diperiksakan," jelas dr Kiki.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Swab Antigen dan PCR Dalam Tes Covid-19, Mulai Dari Metode Pemeriksaan Hingga Harganya

Meski demikian, dr Kiki mengatakan tak menutup kemungkinan seseorang sama sekali tak menunjukkan gejala sampai lima hingga tujuh hari setelah kontak erat.

"Maka dari itu, saya sarankan, ketika kita ada kontak erat, misal habis makan bareng, tetap isolasi mandiri sekitar tujuh hari. Nanti kalau tidak ada gejala, boleh beraktivitas. Tetapi kalau ada gejala, isolasi dilanjutkan sampai 14 hari dan diperiksakan ke dokter," papar dr Kiki.