Total Kasus Covid-19 Kurang dari 300, Terungkap Seperti Ini Cara Brunei Darussalam Bisa Kendalikan Pandemi Virus Corona

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 18 Juli 2021 | 07:45 WIB
Alasan Brunei Darussalam bisa kendalikan pandemi virus corona (Freepik.com)

Nakita.id - Brunei Darussalam mencetak prestasi sebagai negara paling sedikit menangani kasus Covid-19 di seluruh Asia.

Sampai detik ini, Indonesia masih bertarung melawan pandemi virus corona atau Covid-19.

Kabar buruknya, sejak pertengahan tahun atau tepatnya di bulan Juni 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga: Tolong Mulai Sekarang Jangan Lagi Salah Kaprah, untuk Buktikan Sembuh dari Covid-19 Ternyata Tak Perlu Tes PCR Berkali-kali Sampai Hasilnya Negatif

Saat berita ini ditulis, Indonesia mencatatkan kasus total sebanyak 2,78 juta dengan jumlah kesembuhan 2,2 juta dan kematian sebanyak 71.397 orang.

Indonesia juga mencatatkan jumlah kasus aktif tertinggi yakni 56 ribu orang pada 15 Juli 2021 kemarin.

Tentunya jumlah penambahan kasus ini menjadi sesuatu yang harus dievaluasi, baik itu dari kebijakan pemerintah atau penerapan prokes.

Lantas, apa rahasia Brunei Darussalam bisa menekan angka infeksi Covid-19 di negaranya?

Melansir dari Kompas.com, berikut rahasia Brunei bisa kendalikan pandemi virus corona.

1. Pemerintah transparan

Brunei Darussalam mencatatkan kasus pertama pada 9 Maret 2020, dan sejak saat itu pemerintah mengambil langkah tegas.

Menteri Kesehatan Brunei, Dr Hj Mohd Isham mengatakan kalau kunci penanganan ada pada transparansi dan tidak berusaha menyembunyikan berita apapun.

Pemerintah pun berhasil meyakinkan warganya kalau keadaan terkendali.

Mereka juga melakukan tes acak gratis bagi pekerja migran serta melakukan pembatasan mobilitas dan menerapkan WFH.

Tidak hanya itu, Brunei menutup semua tempat ibadah dan setiap toko diminta menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Wajib Tahu Agar Segera Pulih dari Infeksi Covid-19, Ini Daftar Vitamin dan Mineral yang Harus Dikonsumsi Pasien Isoman

2. Pelacakan kontak atau tracing

Brunei Darussalam berhasil mengendalikan gelombang pertama infeksi Covid-19.

Ini didukung oleh pelacakan atau tracing yang ketat.

Pada April 2029, rasio uji perkapita Brunei adalah 2.479 tes untuk 100.000 orang, jumlahnya saat itu menjadi yang tertnggi di dunia.

Mereka memanfaatkan catatan digital pasien dalam database.

Sistem manajemen informasi menghubungan semua fasilitas perawatan kesehatan dengan penetrasi populasi hampir 100 persen.

Ada tim khusus untuk melakukan pelacakan yang terdiri dari petugas kesehatan dan masyarakat di lapangan.

3. Kebutuhan warga dijamin

Pemerintah juga memastikan bahwa warganya tidak akan kekurangan bahan-bahan kebutuhan penting selama pandemi.

Mereka sepakat menunda pembayaran pinjaman selama 6 bulan di empat sektor, yakni pariwisata, perhotelan, manajemen acara, restoran dan transportasi udara.

Selain itu, kredit pembayaran juga dibebaskan selama 6 bulan.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Moms Tetap Bisa Menyusui Meski Sedang Terpapar Covid-19, Begini Caranya

4. Populasi sedikit

Salah satu yang menjadi faktor besar Brunei bisa mengendalikan pandemi Covid-19 adalah karena populasinya yang sedikit.

Jumlah populasi Brunei yang kecil memungkinkan implementasi cepat dalam penanganan Covid-19.

Pemerintah Brunei sangat tersentralisasi dan ada alokasi anggaran khusus sebesar 15 juta dollar atau sekitar Rp 160 miliar khusus untuk pandemi.

Tercatat, Brunei Darussalam hanya memiliki kasus total sebanyak 282 kasus, dengan jumlah sembuh 256 dan meninggal dunia 3 orang.