Jangan Panik, Beginilah Panduan Isolasi Mandiri Untuk Anak Positif Covid-19 yang Orangtua Harus Tahu

By Gabriela Stefani, Selasa, 20 Juli 2021 | 13:00 WIB
Panduan isolasi mandiri pada anak positif covid-19 (Nakita.id)

Nakita.id - Panduan isolasi mandiri untuk anak positif covid-19 perlu orangtua pahami.

Mengingat saat ini kasus covid-19 pada anak sedang tinggi di Indonesia.

Angka kematian akibat covid-19 pada anak di Indonesia pun cukup tinggi.

Ketika anak dinyatakan positif covid-19, maka ada 2 jenis perawatan yaitu isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Ketahui Ciri-ciri Anak Positif Covid-19 yang Bisa Jalankan Isolasi Mandiri dan yang Harus Dirawat di Rumah Sakit

Untuk anak-anak yang harus dirawat di rumah sakit tentu saja dalam kondisi kesehatan cukup membahayakan seperti muntah cukup parah, dehidrasi, hingga hilangnya kesadaran.

Sementara anak yang menjalani isolasi mandiri yaitu anak dengan gejala covid-19 yang ringan seperti demam atau batuk ringan.

Nah, seorang dokter anak dr. Rouli Nababan Sp.A dalam wawancaranya bersama Nakita.id menjelaskan panduan isolasi mandiri pada anak yang positif covid-19.

dr. Rouli Nababan, SpA - Dokter spesialis anak di OMNI Hospital Pulomas dan KiddieCare Centre Sunter

dr. Rouli menjelaskan bahwa panduan isolasi mandiri baik untuk bayi, batita, balita, ataupun dewasa pada dasarnya sama.

1. Ajarkan untuk menerapkan protokol kesehatan meski di rumah

"Jadi kalau sudah positif dan harus dilakukan isolasi mandiri maksudnya dia gak ada keluhan-keluhan yang berat jadi bisa di rumah, maka harus tetap di rumah diajarkan harus menggunakan masker," jelas dokter anak yang praktik di OMNI Hospital Pulomas.

Baca Juga: Bukan Langsung Setelah 14 Hari, Ini Waktu dan Cara yang Tepat Membersihkan Kamar Bekas Isolasi Mandiri

Meski Si Kecil isolasi mandiri di rumah, orangtua harus tetap mengajarkan penggunaan masker untuk anak berusia di atas 2 tahun, jaga jarak, dan cuci tangan.

Ajarkan anak bahwa masker perlu diganti 4 jam sekali.

"Walaupun di rumah sebaiknya masker diganti pada saat isolasi mandiri karena kita mengharapkan semua virus yang menempel di situ cepat diganti dan hilang supaya gak menyebar kemana-mana," jelas dokter anak yang kerap membagikan informasi seputar kesehatan anak di akunnya @dokter.anak.jakarta

Ajarkan pula bagaimana cara batuk atau bersin yang baik.

"Diajari bagaimana cara batuk atau bersih misalnya dengan menutup pakai siku atau ambil tisu bersih atau batuk pakai tisu kemudian," jelas dokter anak yang praktik di KiddieCare Centre Sunter.

2. Pantau suhu

Moms perlu juga memantau suhu Si Kecil selama isolasi mandiri untuk melihat apakah menurun atau malah meningkat.

"Kemudian di rumah juga dilakukan pemeriksaan suhu pada pagi dan sore ditentukan waktunya," saran dr. Rouli.

Kalau demam Si Kecil tidak turun dalam 7 hari masa isolasi mandiri, maka segeralah bawa ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan intensif oleh dokter.

Baca Juga: Ketahui Ciri-ciri Anak Positif Covid-19 yang Bisa Jalankan Isolasi Mandiri dan yang Harus Dirawat di Rumah Sakit

3. Pantau laju napas

Moms juga perlu memantau laju napas Si Kecil 2 kali sehari pagi dan sore serta jangan lupa catat frekuensi pernapasannya.

"Pagi berapa sore berapa. Kalau melihat kok tambah naik oh berarti dia udah mulai sesak nih," jelas dr. Rouli.

Kemudian lihat juga bagaimana saturasi oksigennya melalui oximeter, kalau ternyata turun di bawah 90% segera di bawa ke rumah sakit.