Tak Perlu Takut Divaksin, Inilah 8 Mitos Vaksin Covid-19 yang Masih Banyak Dipercaya, Kemenkes Tegaskan Kebenarannya

By Gabriela Stefani, Senin, 26 Juli 2021 | 08:18 WIB
8 mitos vaksin covid-19 (Nakita.id)

Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI - drg. Kartini Rustandi, M.Kes

"Tetapi semua yang ada di dalam tubuh kita tidak akan terus-menerus sama. Antibodi ini akan menurun," jelas drg. Kartini.

Dengan begitu, vaksinasi covid-19 tetap perlu dilakukan untuk meningkatkan antibodinya.

2. Vaksin tidak melindungi diri dari covid-19

Banyak pula yang percaya bahwa vaksin tidak bisa melindungi diri dari covid-19 karena seseorang yang sudah menjalani vaksinasi tetap bisa terpapar virus corona.

drg. Kartini pun menjelaskan bahwa vaksin covid-19 memang tidak sepenuhnya melindungi tubuh, tetapi bisa membantu menjaga kondisi.

"Bukan tidak melindungi tapi melindungi kita itu dari kondisi misalnya kalau dia sudah terpapar dan sudah divaksinasi kemudian terpapar tubuhnya sudah tahu oh ini ada virusnya maka tubuhnya dengan cepat akan membentuk antibodi," jelas drg. Kartini.

Baca Juga: Tak Hanya Usia, Inilah 2 Syarat Vaksin Covid-19 untuk Anak yang Harus Dipenuhi Sebelum Datang ke Lokasi Vaksinasi

3. Tertular virus corona dari vaksin covid-19

Banyak yang memercayai bahwa vaksin covid-19 bisa tertular virus corona dan mendapatkan hasil swab PCR yang positif.

Mendengar hal ini, drg. Kartini menegaskan bahwa tidak benar anggapan tersebut.

"Karena yang masuk itu adalah virus yang mati atau juga vaksin itu dari RNA-nya bukan dari virus hidup," jelas drg. Kartini.

Yang terlihat pada orang yang sudah terpapar virus corona yaitu antibodinya meningkat.

"Orang yang terpapar vaksin dan juga terpapar virus maka dia antibodinya akan meningkat jadi bukan karena hasil pcrnya positif atau negatif," jelas drg. Kartini.

4. Vaksin menimbulkan reaksi alergi

Perlu diketahui bahwa ketahanan setiap orang berbeda-beda sehingga reaksi usai divaksin bisa berbeda-beda juga.