"Pikiran manusia terutama alam bawah sadar ini memiliki pikiran seperti spons, dia akan menyerap begitu saja tanpa disaring sama sekali," jelas David.
Pada pikiran yang secara sadar, manusia baru bisa memilih-milih informasi yang diterima.
Tetapi, untuk alam bawah sadar, hal itu akan menyerap begitu saja.
Bahkan, di kemudian hari, hal tersebut bisa saja teringat kembali meski sudah bertahun-tahun kemudian.
"Ada kejadian masuk memori kita, suatu saat itu ter-record akan muncul karena ada trigger-nya," jelas David.
Dan, hal inilah yang akan terjadi ketika orangtua tanpa sadar melabeli anak akan satu hal.
"Kalau labelling itu dilakukan berulang-ulang, bertumpuklah itu dalam pikiran anak, sehingga membentuk sebuah kebenaran dan itu bisa menyebabkan trauma," ujar David.
David juga menjelaskan bahwa label yang diberikan oleh orangtua bisa memengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya sendiri.
Demi menghindari hal itu, David pun memberikan tips untuk orangtua agar labelling tidak terjadi lagi.