Cara Hidupnya Beda dari Lainnya, Nenek Ini Pilih Jadi Pengemis Padahal Aslinya Punya Kehidupan Bergelimang Harta, Alasannya Buat Orang-orang Tercengang!

By Aullia Rachma Puteri, Minggu, 1 Agustus 2021 | 10:00 WIB
Nenek konglomerat ini memilih jadi pengemis, alasannya bikin kaget (Freepik.com)

Nakita.id - Bagi banyak orang, hidup enak bergelimang harta adalah sebuah impian.

Tapi, sepertinya hal itu tidak berlaku bagi nenek satu ini.

Ya, nenek ini justru lebih bahagia hidup di pinggir jalan sambil meminta-minta pada orang yang lewat.

Itulah yang dialami nenek 80 tahun asal Cina ini.

Alih-alih menikmati hari tuanya dengan berggelimang harta, ia justru memilih untuk hidup di sebuah stasiun kereta api di Hangzhou, China.

Baca Juga: Berbuntut Panjang, Ayu Ting Ting Tidak Tinggal Diam Usai Dituduh Pelit hingga Beri 'Tamparan' pada Warganet dengan Tanggapannya Ini

Di tempat itu, nenek yang tak disebutkan identitasnya ini mengais recehan dengan mengemis ke orang-orang yang lewat.

Melansir dari Oddity Cetral, kisah nenek mengemis ini sempat membuat geger Negeri Tirai Bambu pada 2018 silam.

Setelah petugas di Stasiun Kereta Api Timur Hangzhou memperingatkan pengunjung untuk tak memberikan receh pada pengemis tajir tersebut.

Usai viral, diketahui bahwa nenek itu merupakan seorang konglomerat yang tinggal di vila mewah lima lantai.

Kepada wartawan, putra pengemis tajir itu mengakui bahwa keluarganya jauh lebih kaya daripada warga China kebanyakan.

Menurut pengakuannya, ia dan keluarganya tinggal di sebuah vila mewah, memiliki sederet properti yang beberapa diantaranya disewakan untuk kegiatan bisnis, dan ia sendiri mengelola pabrik keluarga.

Pria itu juga mengaku telah memohon kepada ibunya untuk berhenti mengemis.

Tapi, berkali-kali memohon, berkali-kali pula permintaannya itu ditolak oleh sang ibu.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa jika dia tidak peduli dengan reputasinya, tapi kami peduli," kata pria itu.

"Saya menyediakan makanan enak setiap harinya, tapi dia bersikeras pergi untuk mengemis," ujar pria itu.

Baca Juga: Buru-buru Bantah Pelit dan Tak Pernah Beri Pengemis Uang, Ayah Ayu Ting Ting Sebut Punya Trauma karena Ini

"Masalah uang, dia jauh lebih kaya dari kebanyakan orang di sini. Dia memiliki tabungan di beberapa bank di sekitar sini," tambahnya.

Wanita 80 tahun itu dikabarkan memulai hobinya dengan menjual peta di stasiun kereta api, tapi dilarang oleh petugas.

Karena itulah, dia memutuskan untuk mengemis saja.

Setiap hari, dia mulai mengemis pukul 10 pagi dan pulang pukul 8 malam.

Menurut beberapa sumber, dia bisa menghasilkan 300 yuan (sekitar Rp 650 ribu) setiap harinya.

Demi menghentikan kebiasaan sang ibu, putranya bahkan membagikan foto sang ibu ke media sosial dan memperingatkan orang-orang agar tak memberikan uang kepadanya.

Tapi cara itu tak berhasil dan kini setiap harinya petugas stasiun harus memberi pengumuman lewat pengeras suara.

"Seorang nenek di stasiun menggunakan usianya untuk menarik simpati. Keadaan ekonomi keluarganya cukup baik, jadi tolong jangan tertipu," demikian bunyi pengumuman itu.

Kisah nenek itu pun langsung menuai pro dan kontra di media sosial.

Banyak yang menghujatnya karena menipu orang-orang yang lebih miskin darinya dengan meminta uang yang tidak ia butuhkan.

Baca Juga: Foto Anak Sakit Kanker Jadi Bahan Tipu Muslihat, Pengemis Ini Ngaku Turun ke Jalan untuk Minta-minta Demi Bisa Membeli Obat Terlarang

Namun, tak sedikit pula yang membela dan berspekulasi bahwa nenek mengemis karena kesepian.

Tudingan itu juga dibantah oleh putranya yang mengatakan bahwa ibunya tinggal bersamanya.

Tetapi, diakuinya ia tak bisa menemani sang ibu 24 jam sehari karena ia juga harus pergi bekerja.

Shanghaiist.com melaporkan bahwa wania tersebut mengaku tak ingin duduk di rumah seharian.

Dia mengklaim terpaksa mengemis karena harus mengumpulkan uang untuk menyewa pengasuh yang bisa mengurusnya mengingat usianya yang semakin tua.

(Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Bosan Hidup Bergelimang Harta, Nenek Konglomerat Ini Pilih Jadi Pengemis di Stasiun")