Namun ada baiknya konsultasikan ke dokter sebelum minum obat apa pun.
Ciri-ciri hamil preeklamsia di atas memang mudah terdeteksi oleh ibu hamil, tapi siapa yang berisiko mengalami hamil preeklamsia?
Melansir What to Expect, preeklamsia lebih sering terjadi pada kehamilan pertama yang berisiko tinggi. Risiko preeklamsia tersebut juga meningkat apabila ibu hamil pernah mengalami gangguan kehamilan sejenis sebelumnya.
Terdapat beberapa faktor yang membuat ibu hamil terkena preeklamsia, antara lain:
- Punya riwayat atau keluarga yang menderita preeklamsia
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi kronis
- Menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2
- Punya riwayat migrain
- Mengidap penyakit ginjal
- Ada riwayat trombosis atau pembekuan darah
- Gemuk atau kelebihan berat badan
- Hamil anak kembar Hamil dengan fertilisasi in vitro
- Hamil di usia remaja atau di atas usia 35 tahun
- Melahirkan dengan jarak kurang dari dua tahun atau lebih dari 10 tahun
- Penderita penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis dan scleroderma
- Punya riwayat sindrom ovarium polikistik atau PCOS
- Mengidap multiple sclerosis
- Ada riwayat penyakit gusi Mengidap penyakit sel sabit
Para ahli hingga kini belum mengetahui penyebab preeklamsia dengan pasti. Namun, masalah kesehatan ini terkait dengan penurunan pasokan darah ke plasenta saat hamil.
Cara terbaik mendeteksi dan mencegah preeklamsia adalah lewat pemeriksaan kehamilan rutin. Terlebih bagi ibu hamil dengan faktor risiko di atas.