Mitos VS Fakta Kehamilan, Pantangan Renovasi atau Bangun Rumah Ketika Ada Ibu Hamil, Benarkah?

By Kirana Riyantika, Rabu, 4 Agustus 2021 | 14:21 WIB
Mitos vs fakta kehamilan, dilarang renovasi atau bangun rumah ketika ada ibu hamil (Pexels/Cal David)

Nakita.id - Banyak mitos vs fakta kehamilan yang beredar di masyarakat.

Mitos vs fakta tersebut berupa anjuran atau pantangan seputar kehamilan dengan tujuan supaya ibu hamil dan janin dalam keadaan sehat.

Meski begitu, sebagai seseorang yang melek teknologi informasi, Moms perlu mengecek apakah anjuran dan pantangan yang beredar di masyarakat tersebut merupakan mitos atau fakta.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Ibu Hamil Wajib Pakai Peniti Supaya Terhindar dari Makhluk Halus, Begini Faktanya

Salah satu hal yang masih dipercaya hingga saat ini adalah pantangan membangun atau merenovasi rumah saat sedang hamil.

Menurut masyarakat, apabila melakukan pembangunan atau merenovasi rumah saat ada anggota keluarga sedang hamil, dapat berdampak buruk bagi janin dalam kandungan.

Dikhawatirkan janin akan mengalami lahir prematur, cacat, hingga keguguran.

Benarkah demikian?

Bila dinalar dengan logika, maka larangan merenovasi rumah atau membangun rumah saat ada ibu hamil bukanlah hal mistis, Moms.

Saat membangun atau merenovasi rumah, maka ibu hamil kemungkinan besar akan pindah di tempat sementara untuk tinggal.

Kemudian ibu hamil akan kembali ke rumah setelah proses pembangunan atau renovasi selesai hingga siap huni.

Melansir Live Science, ternyata ibu hamil yang pindah rumah bisa meningkatkan risiko kehamilan prematur, Moms.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Makan Pisang Bisa Bikin Hamil Anak Laki-laki, Dokter Kandungan Beri Jawabannya

Para peneliti studi menganalisis data dari lebih dari 100.000 ibu hamil di negara bagian Washington.

Para peneliti menemukan bahwa ibu hamil yang pindah selama trimester pertama kehamilan mereka 42% lebih mungkin untuk melahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan).

Sedangkan 37% lainnya lebih mungkin untuk memiliki bayi dengan berat lahir di bawah rata-rata dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak pindah atau memiliki mobilitas tinggi selama trimester pertama.

Para peneliti menduga ibu hamil yang pindah rumah mengalami stres dan kelelahan sehingga mempengaruhi kondisi janin.

Selain itu, para peneliti menduga ketika pindah rumah dan jauh dari keluarga, ibu hamil jadi kurang dukungan sosial.

Ibu hamil juga perlu beradaptasi dengan lingkungan baru yang tentunya memerlukan hati yang lebih lapang.

Kemungkinan lainnya karena kondisi ibu hamil yang sensitif terhadap lingkungan.

Saat sedang merenovasi rumah, sangat sulit untuk ibu hamil mendapat ketenangan.

Baca Juga: Banyak Percaya Mitos vs Fakta Kehamilan Kalau Jenis Kelamin Bayi Bisa Dilihat dari Bentuk Perut, Benarkah Demikian?

Kegiatan-kegiatan tukang saat merobohkan dan melobangi dinding ataupun saat memaku dan menggergaji dapat menimbulkan situasi yang tidak menyenangkan bagi ibu hamil dan janinnya.

Padahal, ibu hamil butuh ketenangan untuk beristirahat.

Suara gaduh yang kadang mengejutkan ini akan berdampak sangat tidak baik bagi kejiwaan sang ibu, sehingga akan mempengaruhi perkembangan janin yang ada di dalamnya.

Selain itu debu, bau, dan udara kotor yang dilakukan selama membangun atau merenovasi rumah bisa berdampak buruk untuk kesehatan ibu hamil.

Ibu hamil juga jadi cenderung tidak stabil emosinya bila melihat rumah berantakan karena sedang direnovasi.