Mitos vs Fakta Kehamilan: Suami Tidak Boleh Potong Hewan Saat Istri Hamil Agar Anaknya Tak Cacat Saat Lahir, Padahal Begini Faktanya

By Gabriela Stefani, Jumat, 20 Agustus 2021 | 18:04 WIB
Mitos vs fakta kehamilan yang menyebutkan suami tidak boleh potong hewan saat istri hamil agar bayi tak cacat lahir (pixabay)

Nakita.id - Banyak mitos vs fakta kehamilan yang beredar dan perlu diluruskan.

Salah satunya yaitu suami yang dilarang memotong hewan saat istri hamil.

Pasalnya suami yang memotong hewan saat istri hamil bisa menyebabkan bayi mengalami cacat lahir.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Moms yang Baru Melahirkan Tidak Boleh Melakukan Apapun Termasuk Mandi?

Misalnya suami memotong jari pada ceker ayam, maka anak yang lahir disebut-sebut akan mengalami cacat saat lahir.

Tentu saja hal ini tidak benar sama sekali.

Tetapi kondisi cacat lahir benar bisa dialami oleh bayi.

Dengan begitu penting untuk Moms dan Dads sebagai orangtua mengetahui penyebab bayi lahir cacat.

Melansir dari clevelandclinic.org disebutkan bahwa cacat lahir merupakan suatu kondisi tidak normal pada tubuh bayi saat baru lahir.

Jenis cacat lahir terdapat 3 yaitu terlihat jelas, internal, dan ketidaseimbangan kimia.

Cacat lahir dengan jenis terlihat jelas yaitu kondisi yang dapat dilihat dengan kasat mata kondisinya seperti bibir sumbing ataupun hilangnya lengan.

Kemudian cacat lahir internal merupakan kondisi kecacatan yang terjadi di dalam tubuh seperti adanya lubang di antara bilik bawah jantung bayi.

Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan, Benarkah Minum Susu Segar Murni Selama Kehamilan Tidak Aman Untuk Ibu dan Janin?

Terakhir yaitu ketidakseimbangan kimia seperti feniketonuria yang membuat bayi cacat karena adanya reaksi kimia yang menyebabkan keterlambatan perkembangan.

Terdapat berbagai penyebab cacat lahir seperti genetik atau keturunan, infeksi selama kehamilan, ataupun paparan obat saat hamil.

Faktor genetik atau keturunan menyumbang angka 20% sebagai penyebab cacat lahir.

Cacat lahir karena genetik ini bisa karena adanya kelainan kromosom, cacat gen tunggal, dan multifaktor.

Contohnya terjadi sindrom Turner yang umum menyerang bayi perempuan karena tidak memiliki sebagian atau seluruh satu kromom X yang ditandai dengan perawakan pendekan, ketidakmampuan belajar, dan tidak adanya ovarium.

Lalu ada juga down syndrome yang merupakan kondisi terlalu banyaknya kromosom tepatnya pada kromosom 21.

Hal ini membuat bayi menjadi mengalami keterlambatan perkembangan, kelemahan otot, mata miring ke bawah, telinga yang tidak rata dan bentuk yang salah, lipatan abnormal pada telapak tangan, dan cacat lahir pada jantung serta usus.

Kemudian cacat lahir karena infeksi atau obat-obatan ini juga bisa terjadi paparan dari isotretinoin yang dikenal sebagai retinoid yang kerap digunakan untuk merawat kulit dengan masalah yang dikenal sebagai sindrom retinoid janin.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Benarkah Masalah Gigi dan Mulut Bisa Berpengaruh Pada Kesuburan?

Sindrom retinoid janin bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, malformasi tengkorak dan wajah, kelainan susunan saraf pusat, kelainan jantung, kelainan kelenjar paratiroid, kelainan ginjal, dan kelainan kelenjar timus.

Kemudian paparan alkohol atau disebut sindrom alkohol janin juga bisa menyebabkan cacat lahir.

Cacat yang dialami karena sindrom alkohon seperti keterlambatan perkembangan, sifat lekas marah, hiperaktif, koordinasi yang buruk, dan kelainan fitur wajah.

Dan kemungkinan cacat lahir ini bisa dideteksi dengan melakukan skrining darah ataupun usg.

Dengan begitu penting untuk Moms rutin mengonsultasikan kehamilan dengan dokter kandungan.