Pelayanan KB di Rumah Sakit Menurun, BKKBN Percepat Revitalisasi Pelayanan Guna Cegah Generasi Bebas Dari Stunting

By Ruby Rachmadina, Kamis, 2 September 2021 | 13:45 WIB
Pentingnya KB untuk mengatasi stunting pada anak. (Freepik)

Penurunan pelayanan KB membuat kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo menghimbau untuk melakukan kerja sama antara pihak rumah sakit dan pihak lainnya yang terlibat dalam pelayanan KB.

"Dari data BKKBN, pelayanan KB di rumah sakit tahun 2020 berjumlah 1.039.327 dari total jumlah pelayanan KB sejumlah 38.406.660, atau hanya sekitar 2,7%.Oleh karena itu, sangat diperlukan kerja sama dan dukungan mitra kerja, seperti organisasi profesi, perhimpunan dan asosiasi rumah sakit," ujar dr. Hasto dalam webinar Pertemuan Advokasi Revitalisasi Pelayanan KB Rumah Sakit, Rabu (01/8/2021).

Pelayanan KB di rumah sakit sejatinya tak kalah penting dengan penanganan Covid-19 saat ini.

Terlebih jika ada beberapa pasangan yang memang menginginkan untuk menunda kehamilan.

Jika pelayanan kebutuhan layanan kesehatan reproduksi seperti kontrasepsi tak sepenuhnya terpenuhi, maka dikhawatirkan akan munculnya generasi bayi stunting.

Baca Juga: Selain Perbaikan Gizi, Begini yang Harus Dilakukan Orang Tua Untuk Mengatasi Anaknya yang Mengalami Stunting

"Mereka yang melakukan kontrasepsi pasca persalinan masih sedikit. banyak diantara mereka yang kemudian akhirnya hamil lagi dan bayi mereka pun jarak atau bird to bird pregnancy yang terlalu dekat, itulah salah satu penyebab teradinya stunting, karena stunting berkorelasi dengan jarak kehamilan maupun jarak melahirkan," ucap dr. Hasto.

Saat ini pemerintah melalui BKKBN terus berupaya untuk memberikan pelayanan  kesehatan terbaik untuk mencegah dari bahaya stunting dan penyakit yang terjadi pada keluarga di Indonesia.

"Oleh karena itu kita ingin menawarkan, mengajak, memberikan konsultasi kepada ibu-ibu yang baru saja melahirkan di fasilitas kesehatan termasuk RS BKKBN telah memberikan sarana dalam bentuk alat kontrasepsi gratis dan BKKBN membuat program baksos untuk masyarakat kurang mampu dan memberikan layanan kontrasepsi secara gratis," terang dr. Hasto.