Perempuan Ini Berhenti Makan Nasi dan Roti Selama Sebulan, Berat Badannya Turun Namun Tubuhnya Alami Efek Samping yang Tak Diharapkan Ini

By Kirana Riyantika, Senin, 6 September 2021 | 08:30 WIB
Perempuan asal India alami hal tak terduga saat tak makan nasi dan roti selama sebulan (Pexels.com/ Lovefood Art)

Nakita.id - Nasi dan roti kerap dituding menjadi penyebab berlebihnya berat badan.

Ini dikarenakan kandungan kalori pada nasi dan roti yang cukup tinggi.

Ketidak seimbangan jumlah kalori yang masuk dan keluar pada tubuh membuat tubuh menjadi tidak ideal.

Bila kalori yang masuk jauh lebih besar dari yang keluar atau terbakar menjadi energi, maka tubuh bisa mengalami kegemukan.

Baca Juga: Semua Anggota Keluarga Pasti Langsung Sehat dan Panjang Umur Jika Hari Ini Semua Emak-emak di Rumah Masak Nasi dengan Cengkeh, Begini Penjelasannya

Oleh karenanya, ada beberapa trik penurunan berat badan dengan mengurangi atau menghilangkan nasi dan roti dari dalam daftar menu makan.

Melansir Healthshots, seorang perempuan bernama Sonakshi Kohli membagikan pengalaman program penurunan berat badannya dengan tidak makan nasi dan gandum sama sekali selama sebulan.

Ini bukan hal yang mudah bagi perempuan asal India tersebut.

Dirinya biasa mengonsumsi menu parantha di pagi hari dan semangkuk nasi dal saat makan siang.

Namun, dirinya mengalami lonjakan berat badan lantaran pola makannya yang tak sehat, yaitu dengan mengonsumsi camilan sepanjang hari.

Sonaksshi memulai program dietnya dengan menghilangkan dua sumber karbohidrat utama, yaitu nasi dan gandum.

Dirinya mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan ikan sebagai sumber protein.

Baca Juga: Iseng Masak Nasi Pakai Es Batu, Wanita Ini Langsung Kegirangan Lihat Hasilnya yang Begitu Luar Biasa

Hasilnya, Sonakshi mendapati tubuhnya mengalami penurunan berat badan yang drastis.

Dirinya berhasil mendapatkan berat badan ideal sesuai keinginan.

Namun, Sonakshi mendapati dirinya mengalami penurunan konsentrasi.

Bahkan, seringkali ia merasa kekurangan energi.

Penurunan konsentrasi dan energinya tersebut sempat hampir membuat karirnya menurun.

"Mungkin karena saya menghilangkan sumber gluten sedangkan saya mengonsumsi protein yang mungkin lebih sulit dicerna tubuh," terang Sonakshi.

Apa yang dialami Sonakshi kemudian dikomentari Diksha Chhabra, seorang pakar kebugaran, ahli gizi, dan pendiri Diksha Chhabra Fitness Consultant.

"Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi," terang Diksha.

Ketika seseorang mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan, maka tubuh akan memperoleh energi dari makanan tersebut secara langsung daripada menggunakan cadangan lemak yang tersedia.

Baca Juga: Stop Mulai Sekarang, Kebiasaan Masak Nasi yang Biasa Dilakukan Ini Ternyata Bisa Merugikan Seisi Rumah

Kelebihan energi tersebut kemudian disimpan sebagai lemak, yang bisa menambah cadangan lemak yang sudah ada sebelumnya.

“Namun, ketika seseorang meninggalkan atau mengurangi asupan gandum atau nasi, tubuh tidak mendapatkan cukup energi dari sumber makanan eksternal. Jadi, biasanya menyerang situs proteinnya dan memecahnya untuk mendapatkan energi, ”tambah Chhabra.

Menurut Chhabra, kehilangan berat badan setelah tak makan nasi dan gandung sama sekali bukan karena pemecahan lemak, melainkan karena pemecahan otot.

Kehilangan otot terkait dengan proses metabolisme yang lebih lambat, penurunan berat badan, kehilangan konsentrasi, dan kelelahan.

Menurut Chhabra, program penurunan berat badan yang sehat adalah dengan pola makan seimbang, oahraga, tidur cukup, dan menghindari makanan atau minuman tak sehat.

Yang dimaksud pola makan seimbang adalah dengan tetap mengonsumsi karbohidrat dengan jumlah cukup, tidak berlebih.