Kenali Ciri-ciri Hamil Berbahaya, Salah Satunya Janin di Dalam Kandungan Jarang Bergerak

By Diah Puspita Ningrum, Selasa, 7 September 2021 | 11:15 WIB
Janin jarang bergerak jadi tanda cici-ciri hamil berbahaya (pixabay)

Nakita.id - Moms pernah mendengar ciri-ciri hamil berisiko?

Salah satu tanda ada masalah dengan kandungan adalah ketika si Kecil jarang bergerak atau pasif di dalam perit.

Saat hamil, gerakan janin di dalam kandungan seolah menjadi 'kabar baik' dari si Kecil.

Baca Juga: Sakit Gigi dan Gusi Bengkak Bisa Jadi Ciri-ciri Hamil, Begini Penjelasan Lengkapnya

Tapi ketika semakin hari gerakan janin semakin berkurang, Moms harus mulai waspada.

Karena dikhawatirkan janin jarang bergerak di kandungan menjadi tanda dari gangguan kehamilan.

Salah satunya karena gangguan cairan ketuban sedikit atau oligohidramnion.

Cairan amniotik atau cairan ketuban adalah salah satu perisai perlindungan paling penting karena mencegah bayi merasakan tekanan apa pun.

Kondisi cairan ketuban sedikit ini tentunya berbahaya bagi ibu hamil maupun janin.

Cairan ketuban yang sedikit dapat menyebabkan beberapa komplikasi.

1. Risiko trimester 1 

Kurang cairan ketuban menyebabkan kompresi organ janin sehingga janin bisa lahir cacat, keguguran yakni saat janin meninggal dalam 20 minggu kehamilan, dan kelahiran prematur.

Baca Juga: Moms yang Sakit Punggung Bisa Jadi Ciri-Ciri Hamil, Ini Penyebabnya

2. Risiko trimester 2

Ligohidramnion dapat menyebabkan komplikasi berat seperti lahir prematur, pertumbuhan janin lambat, dan pembatasan pertumbuhan intrauterin.

3. Risiko trimester akhir jelang kelahiran hingga masa persalinan

Kondisi oligohidramnion dapat menyebabkan komplikasi seperti:

- Posisi bayi sungsang karena tingkat cairan amniotik yang tidak mencukupi bisa membatasi gerakan bayi.

- Bayi merasa tertekan sehingga melepaskan meconium (tinja saat di rahim), hal ini bisa tercampur dengan ketuban dan dapat menyebabkan masalah pernapasan pada bayi.

- Kompresi tali pusat yang menyebabkan penurunan denyut jantung, akumulasi karbon dioksida dalam darah, dan kerusakan otak pada bayi.

Menurut March of Dimes, sekitar 4% wanita hamil didiagnosis dengan tingkat cairan ketuban rendah pada trimester terakhir.

Baca Juga: Ciri-ciri Hamil Tidak Bahagia, Waspadai Dampak Buruknya Pada Janin Jika Ibu Hamil Alami Depresi

Tanda-tanda penyakit ini yang paling bisa dikenali tentunya ialah gerakan yang minim pada janin dalam kandungan.

Selebihnya tanda-tanda lain dapat diketahui saat Moms memeriksakannya ke dokter karena berhubungan dengan kondisi langsung di dalam rahim.

Risiko-risiko ini dapat dikurangi jika tingkat cairan ketuban terus dipantau, Moms.

Oleh karena itu, kuncinya adalah dengan rutin berkonsultasi pada dokter.