Sebaiknya, Kapan Mengajarkan Perbedaan Gender Pada Anak Laki-laki?

By Fadhila Afifah, Rabu, 28 Februari 2018 | 15:11 WIB
Kapan waktu yang tepat mengajarkan anak laki-laki? ()

 

Nakita.id – Rasa ingin tahu Si Kecil mulai meningkat saat ia memasuki usia prasekolah (3-6 tahun), termasuk rasa ingin tahunya terhadap perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Inilah dimana saatnya Si Kecil memasuki fase falik, yaitu fase yang dipengaruhi oleh perkembangan alat genital yang semakin matang.

Bagi anak perempuan, fase falik bisa menunjukkan Si Kecil suka sekali cari perhatian terhadap lawan jenisnya, biasanya figur yang menjadi incaran adalah sang ayah.

BACA JUGA: Minum Campuran Bawang Putih dan Madu Saat Perut Kosong Selama 7 Hari, Lihat Apa yang Terjadi

Jika demikian ia akan cenderung memusuhi dan menjadikan ibunya lawan untuk mendapatkan perhatian ayah.

Berbeda kondisinya dengan anak laki-laki. 

Mari kita bahas, seperti apa fase falik yang umumnya dialami anak laki-laki.

Rasa ingin tahu anak laki-laki saat fase falik biasanya terlihat dari tingkah lakunya, semisal memainkan alat kelamin, menyingkap rok ibunya atau teman perempuannya, atau bahkan meraba payudara ibunya.

Ia ingin tahu, mengapa sosok bernama perempuan berbeda dari laki-laki, termasuk mengapa pakai rok sedangkan dia tidak.

Jangan heran, untuk memuaskan rasa ingin tahunya dia menyibak rok perempuan.

BACA JUGA: Lagi, di Solo Bayi Laki-Laki Malang Ditemukan di Dekat Tambal Ban

Segera tegur

Eits Moms, tunggu dulu, jangan langsung menghakimi, apalagi memarahi.

Perlu diketahui, hal ini wajar karena memang terkait dengan tahapan perkembangan anak.

Akan tetapi, Moms dan Dads perlu sekali memberi arahan padanya, mengingatkan “cara” yang ditempuh oleh Si Kecil untuk memuaskan rasa ingin tahunya itu bukanlah cara yang benar alias tidak sopan.

Maka, segera tegur begitu Si Kecil tertangkap basah menyibak rok teman, saudara, atau orang dewasa.

Kemudian ajak Si Kecil untuk meminta maaf.

Biarkan dirinya melakukannya sendiri tanpa bantuan dari orang dewasa.

Katakan juga agar dia tidak mengulangi lagi perbuatannya itu.

BACA JUGA: Penerbangan Jenasah Ditunda karena Muncul Fakta Baru : Ada Luka di Bagian Kepala Sridevi

Cari tahu alasannya

Tanyakan padanya mengapa ia melakukan hal tersebut, lalu jelaskan mengapa hal itu tak boleh dilakukan.

Dengan demikian, Si Kecil tahu, di balik larangan ada alasan, tidak asal melarang saja.

Moms bisa mengatakan, bagaimana jadinya jika temannya yang menurunkan celananya, Si Kecil pasti marah.

Jika ia tidak suka, demikian juga dengan temannya.

“Kendalikan” lingkungan

Moms dan Dads berperan untuk menyeleksi apa yang di tonton oleh Si Kecil pada usia prasekolah ini.

Pilihkan acara yang baik dan dampingi mereka saat menonton.

Tak kalah penting perhatikan teman sepermainannya di sekolah maupun di rumah, sebab faktor lingkungan juga berperan.

BACA JUGA: Bosan dengan Nasi Putih? Coba 5 Variasi Nasi yang Enaknya Keterlaluan

Bisa saja anak meniru perilaku temannya, atau dilihatnya dari televisi.

Pendidikan seks dan etika

Ini yang sangat penting Moms, ajarkan pendidikan seks.

Jelaskan bagaimana perbedaan antara laki-laki dan perempuan, termasuk organ reproduksi yang dimiliki laki-laki dan perempuan, serta bagaimana menjaganya.

Jelaskan pula mengenai etika umum bahwa perilakunya itu dianggap tidak sopan. Selain itu Moms juga perlu menegur temannya yang melakukan hal itu.

Penting untuk digaris bawahi, anak prasekolah memerlukan penjelasan dan penyampaian nilai-nilai ini secara berulang-ulang.