Anak-anak tak seharusnya menatap gawai berlama-lama.
Setidaknya, anak-anak hanya dibatasi 2 jam sehari untuk screentime.
Namun, dilansir dari CBS News, anak-anak dan remaja umur 8 hingga 18 tahun rata-rata menghabiskan waktunya 7 jam di depan layar.
Artinya, selama ini sebagian besar anak-anak terlalu lama menatap layar gawai.
Ditambah lagi dengan masa pandemi ini.
Tentu saja, durasi screentime anak menjadi bertambah.
Penambahan mengenai screentime anak ini dibahas oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dilansir dari Kompas.com.
Menurut IDAI, dengan adanya belajar secara daring di masa pandemi ini screentime anak berisiko meningkat.
Namun, IDAI mengatakan hal ini bisa diatasi dengan membentuk kebiasaan screentime yang lebih baik lagi.
Screentime di sini tak hanya mengenai seberapa lama anak menatap laptop atau ponsel.
Namun juga seberapa lama anak menonton TV.
Menurut IDAI, screentime bisa diseimbangkan dengan waktu tidur dan aktivitas fisik.
Dengan aktivitas fisik, anak-anak bisa beristirahat dari kegiatannya di depan gawai.
Di depan gawai, biasanya anak hanya akan duduk diam dan kurang bergerak.
Mata anak jug bisa 'diistirahatkan' sejenak dari kegiatan menatap layar gawai.