Terkena Gigitan Ular? Obat Ini Bisa Menjadi Solusinya Moms!

By Nia Lara Sari, Senin, 5 Maret 2018 | 15:41 WIB
Ular kobra dibunuh oleh warga, bisa atau racunnya mematikan ()

Nakita.id – Namanya musibah, datang tak pernah bilang. Betul kan?

Misal, kita digigit ular, apakah ular sebelumnya akan bilang terlebih dahulu? Tidak dong. Yang ada tiba-tiba saja dia mematuk dan menggigit kita.

Coba bayangkan jika ular tersebut beracun. Sudah tentu manusia yang digigitnya terinfeksi racun alias bisa yang dikeluarkan oleh ular.

BACA JUGA: Ternyata Vaksin Buatan Indonesia Pasok 70% untuk Kebutuhan di Dunia

Ngomong-ngomong soal ular dan bisanya, Indonesia memiliki banyak ular beracun.

Hingga kini, tercatat 76 ular berbisa yang dapat berakibat fatal bila racunnya masuk ke tubuh manusia.

Venom atau racun aktif ular adalah sekresi ular berbisa yang disintesis dan disimpan dalam kelenjar berbisa.

Ini biasanya terletak di setiap sisi kepala, di bawah dan di belakang mata ular.

Kelenjarnya memiliki alveoli besar, dimana racun disimpan sebelum dikeluarkankan melalui gigitan.

BACA JUGA: Vaksin Haram atau Halal? Moms, Cari Tahu Jawabannya Di Sini, Dari MUI

Venom ular adalah kombinasi kompleks enzimatik dan protein beracun, yang meliputi fosfolipase A2 (PLA2s), myotoxins, hemoragik metaloproteinase dan enzim proteolitik lainnya, komponen koagulan, cardiotoxins, sitotoksin dan neurotoksin.

Pusing dengan istilah tersebut? Tidak perlu, intinya bisa ular itu terdiri dari banyak ragam racun. Karena itu sangat berbahaya secara sistemik bagi tubuh manusia.

Jika tidak segera diobati alias diberikan anti racunnya, bisa berakibat kematian pada manusia.

Sedihnya, dilansir dari kompas.com, toksikolog DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM, menyebutkan dari 34 provinsi di Indonesia, diduga angka gigitan ular bisa mencapai 135.000 kasus.

Adapun jumlah anti-bisa ular yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara bio farma, hanya 40.000 setiap tahunnya.

Tentu jumlah tersebut jomplang dengan kebutuhan di lapangan.  

Itu dulu, sekarang tak perlu khawatir, karena Indonesia melalui PT bio farma sedang menyiapkan penambahan jenis anti bisa ular (antivenom) yang juga disebut Imunosera.

“Kami (PT biofarma) sedang menyiapkan penambahan jenis anti bisa ular,” ungkap dr. Neni Nurainy, Research and Development PT Bio Farma, saat diwawancara oleh redaksi nakita.id.

BACA JUGA: Dulu Memang Pernah Ada Vaksin Dari Janin. Sekarang Sudah Tidak Ada

Imunosera adalah produk biologi yang dapat menetralisir senyawa toksik dalam tubuh.

Spesifiknya, antivenom dibuat dari hasil imunisasi mamalia seperti kuda, kambing, kelinci dengan khususnya racun ular, dan immunoglobins spesifik diisolasi dari darah.

Hewan subjek akan menjalani suatu respon imun terhadap racun, memproduksi antibodi terhadap molekul racun aktif ini yang kemudian dapat dipanen dari darah hewan dan digunakan untuk mengobati.

Neni juga menambahkan, imunosera ini Idealnya harus diberikan dalam waktu 4 jam setelah gigitan ular, namun masih efektif dalam waktu 24 jam.

Antivenom khusus harus digunakan sesuai dengan pedoman lokal segera setelah keracunan sistemik, termasuk neurotoksisitas terlihat.

Pemberian imunosera kepada korban gigitan ular berbisa tidak bisa dilakukan oleh awam. Harus oleh tenaga medis terlatih. Imunosera selain untuk anti bisa ular, juga Indonesia telah mampu membuat untuk anti tetanus dan difteri.