Stimulasi Tepat Anak Cerdas, Namun Jika Over-Stimulasi Ini Bahayanya

By Nia Lara Sari, Selasa, 6 Maret 2018 | 19:56 WIB
Stimulasi Motorik Halus ()

Nakita.id - Moms memberikan stimulasi untuk anak memang kewajiban orangtua.

Dengan stimulasi tepat, pertumbuhan dan perkembangan anak akan semakin optimal.

Namun, stimulasi yang "tepat" kerap kali disalahartikan oleh orangtua.

Alih-alih ingin anak tumbuh dan berkembang dengan baik, orangtua kerap kali memberikan stimulasi yang berlebihan (Overatimulasi).

BACA JUGA: Sederhana! Inilah 6 Aktivitas Stimulasi Agar Bayi Cerdas

Memang, stimulasi yang tepat akan mengoptimalkan perkembangan anak.

Namun, overstimulasi justru akan berdampak buruk bagi anak.

Overtimulasi berarti memberikan stimulasi/ rangsangan di atas kemampuan anak, baik secara kognitif maupun psikis.

Orangtua kerap melakuan overstimulasi didasarkan pada pemikiran, sekarang ini merupakan era kompetitif hingga anak perlu selalu digenjot dengan berbagai stimulasi agar menjadi yang terbaik.

BACA JUGA: Tiket Kereta Api Lebaran Sudah Bisa Dibeli, Ini Trik Agar Dapat Tiket

Sayangnya, stimulasi ini sering kali tak disesuaikan dengan perkembangan usia anak.

Padahal, dilansir dari buku Nakita, Panduan Tumbuh Kembang Anak, stimulasi berlebih justru bisa membuat anak merasa tak nyaman dan tak aman.

Ia juga terdorong untuk menonjolkan keakuannya sehingga menjadi anak yang hobi mengatur orang, membandel, menentang, bahkan memanipulasi.

BACA JUGA: Cenderung Disepelekan, Tanda Ini Mengindikasikan Kadar Gula Tinggi

Karenanya, stop overstimulasi sekarang Moms dan Dads.

Berikut ini beberapa bentuk overstimulasi yang umum dilakukan orangtua.

1. Sekolah sejak bayi

Usia bayi bukan usia sekolah.

Apalagi bila pembelajarannya dilakukan sedemikian terstruktur tak ubahnya seperti sekolah.

2. Belajar calistung (Baca, tulis, hitung) sejak bayi

Usaha mengenalkan huruf maupun angka akan yang sia-sia karena sebelum genap usia setahun, kemampuan kognitif anak belum siap.

3. Menyediakan mainan serba lengkap

Mainan serba lengkap dan diberikan sekaligus akan membuat anak bingung menentukan pilihan.

Perhatiannya pun gampang teralihkan.

BACA JUGA: Semakin Mahal Susu Formula Semakin Baik? Ini Penjelasannya Moms!

4. Tuntutan prestasi kelewat tinggi

Selalu mengedepankan tuntutan akan muncul bila orangtua menganggap anak sebagai benda investasi.

Anak dibesarkan dengan sederet target ini dan itu yang harus dipenuhi.

Padahal, tuntutan ini membuat anak merasa tak disayang sehingga mengalami semacam keterasingan dengan dirinya.

Moms dan Dads, memberikan stimulasi untu mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak memang harus dilakukan, namun harus dilakukan dengan bijak.