Viral Perempuan Tolak Memiliki Keturunan, Tokofobia Bisa Jadi Penyebab

By Shevinna Putti Anggraeni, Kamis, 8 Maret 2018 | 13:31 WIB
Ketakutan Pada Kehmailan dan Persalinan Faktor Perempuan Tak Ingin Anak ()

Nakita.id - Saat ini tengah viral seorang perempuan yang menolak keinginan memiliki seorang keturunan.

Perempuan tersebut bernama Luna Atmowijoyo yang mengungkapkan keinginannya itu di akun Facebook pribadi.

Berbagai alasan dari permasalahan lingkungan hingga faktor ekonomi ia utarakan melalui tulisannya di Facebook.

BACA JUGA: Biasa Elegan dan Kalem Kini Nagita Slavina Tampilkan Sisi Lain, Beda Banget!

1. Overpopulasi dan lingkungan

2. Jaminan masa depan anaknya

3. Kehidupan sosial yang semakin keras

4. Tidak ingin terbelenggu dalam sifat egois orang tua

5. Lebih mulia merawat dan peduli anak-anak yang ditelantarkan.

Kelima faktor tersebut menjadi alasan Luna menuliskan statusnya.

Tujuannya untuk menginformasikan pada orang-orang alasannya memilih tidak ingin keturunan.

Karena ia pun tidak memaksa orang-orang di sekelilingnya mengikuti keputusannya sebagai perempuan "childfree".

Ia juga menyadari kerangka berpikirnya bisa sulit diterima hingga mendapat pasangan hidup.

Namun, beberapa resiko tersebut tak mengurungkan niatnya yang tidak ingin memiliki anak.

Justru ia beranggapan perempuan sepertinya bisa memastikan menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang juga tak ingin memiliki keturunan.

Bahkan tak hanya Luna, sejumlah perempuan modern lainnya di luar negeri juga banyak yang memilih "childfree" karena berbagai alasan yang sama.

BACA JUGA: Selalu Tampil dengan Brewok Tebal, Begini Penampilan Koswara 'Dunia Terbalik' Saat Muda, Beda Banget!

Salah satu tambahan lainnya, ketakutan para perempuan tersebut pada kehamilan dan melahirkan.

Ketakutan berlebih pada kehamilan dan persalinan sering disebut Tokofobia.

Tokofobia adalah ketakutan disertai kengerian yang berlebih pada proses persalinan dan terjadi pada 1 dari 10 perempuan.

Karena rasa takut berlebihan tersebut,  mereka memiliki keputusan untuk tidak memiliki keturunan.

Bahkan jika mereka hamil sekalipun akan mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan kehamilannya karena rasa takut yang besar.

Dilansir dari independent.co.uk Clare Murphy, British Advisory Service juga menyampaikan perempuan tersebut tak segan untuk melakukan aborsi.

Perempuan dengan pemikiran berbeda karena ketakutan ini sebenarnya membutuhkan dukungan penuh.

BACA JUGA: Brisia Jodie Prediksi, Setelah Dirinya Kontestan Ini Minggu Depan Bakal Tereliminasi

Sebab beberapa faktor yang membuat mereka mengalai ketakutan dan kengerian yang luar biasa dari kehamilan dan proses persalinan.

1. Pendidikan

Salah satu yang membuat orang mengalami tokofobia ini adalah pendidikan dan lingkungannya.

Ia belum memiliki bekal yang kuat mengenai kehamilan dan persalinan hingga memiliki seorang anak.

Terlebih jika ketakutan ini ditimpali dengan rasa cemasnya dalam segi ekonomi untuk menghidupi anak.

2. Trauma Masa Lalu

Dilansir dari theguardian.com Psychotherapist Graham Price telah banyak merawat perempuan dalam masalah ini dengan berbagai latar belakang.

Salah satunya trauma pada tindak kejahatan masa lalu seperti pelecehan seksual.

Faktor kedua ini cenderung lebih berat dan membuat perempuan lebih menderita.

BACA JUGA: Orderan Petaka Supir Taksi Online, Ini Ciri Tak Terduga Pembunuh Berdarah Dingin

3. Cerita Tentang Persalinan

Faktor ketiga dari tokofobia ini sering dilakukan oleh perempuan yang memiliki rasa ingin tahu besar tentang persalinan dan kehamilan.

Sayangnya kurang diimbangi dengan kontrol diri ketika mendengar cerita tersebut.

Terlebih jika ia sering mendengar bahkan melihat video persalinan yang mengerikan.

Karena itu mereka membutuhkan cerita positif dan bahagia tentang kehamilan, persalinan dan memiliki anak.

Oleh sebaba itu ada baiknya penderita tokofobia atau perempuan yang memiliki rasa tidak ingin hamil berkonsultasi pada dokter.

Sehingga dokter akan memberikan banyak pilihan, agar para perempuan tersebut bisa mengambil keputusan yang membuatnya nyaman dan aman.