Mitos vs Fakta Kehamilan, Apakah Boleh Ibu Hamil Melakukan Olahraga Lari?

By Riska Yulyana Damayanti, Senin, 1 November 2021 | 16:15 WIB
Apakah boleh ibu hamil melakukan olahraga lari (pexels.com)

Nakita.id - Apakah boleh ibu hamil melakukan olahraga lari?

Banyak perempuan yang senang berolahraga seelum mereka hamil.

Mungkin ada yang bingung, apakah saat hamil Moms masih bisa berolahraga seperti sebelumnya.

Disebutkan, tetap aktif selama kehamilan dapat meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan Nanas Disebut Picu Keguguran, Ternyata Hanya Ibu Hamil dengan Kondisi Ini yang Tak Boleh Mengonsumsinya

Selain itu juga bisa mengurangi risiko komplikasi kehamilan.

Mungkin banyak yang bertanya, apakah berlari atau jogging saat hamil bisa menginduksi persalinan dini?

Melansir dari Healthline.com, untungnya berlari saat hamil disebut masih aman dilakukan.

Berlari tidak akan menyebabkan keguguran atau membahayakan bayi.

Namun mungkin Moms sebaiknya berlari lebih lambat atau mengubah seberapa sering berlari.

Sebelum memutuskan untuk melakukan jogging, sebaiknya konsultasikan pada dokter.

Selain itu, jogging yang dilakukan juga sebaiknya menyesuaikan dengan usia kehamilan ya.

Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan: Ibu Hamil Dilarang Duduk Terlalu Lama karena Bisa Lahirkan Bayi Malas, Benarkah?

Perhatikan

Jika sebelum hamil Moms sering berlari, saat hamil sebaiknya Moms perhatikan beberapa hal.

Mulailah perlahan dan bertahap lalu tingkatkan durasi dan intensitas latihan.

Misalnya, berjalan kaki 5 menit sehari, lalu ditingkatkan menjadi 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.

Moms juga bisa menggunakan treadmill dengan kecepatan rendah.

Manfaat olahraga untuk ibu hamil

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), wanita hamil harus mendapatkan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang setiap minggu.

Ini adalah latihan yang meningkatkan detak jantung dan menyebabkan keringat, termasuk berlari.

Berolahraga selama kehamilan dapat meringankan sembelit, sakit punggung, kelelahan, dan meningkatkan berat badan yang sehat.

Olahraga saat hamil juga menurunkan risiko diabetes gestasional dan preeklamsia.

Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan: Ibu Hamil Dilarang Duduk Terlalu Lama karena Bisa Lahirkan Bayi Malas, Benarkah?

Dan jangan lupa, olahraga juga meningkatkan produksi endorfin tubuh.

Ini adalah hormon perasaan-baik yang dapat meningkatkan suasana hati.

Apa saja risiko lari selama kehamilan?

Meskipun berlari adalah cara terbaik untuk tetap aktif selama kehamilan, Moms mungkin menghadapi beberapa tantangan.

Kehamilan mengubah tubuh, jadi Moms mungkin menghadapi pergeseran pusat gravitasi dan keseimbangan saat perut bertambah besar.

Ini bisa membuat Moms berisiko jatuh, terlebih lagi jika berlari di jalan yang tidak rata.

Untuk mencegah kecelakaan, sebaiknya Moms berlari di trotoar.

Berlari di permukaan datar juga lebih mudah bagi persendian, yang membuat lari lebih nyaman dan menyenangkan.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Benarkah Ibu Hamil Dilarang Makan Keju?

Saat perut membesar di trimester kedua dan ketiga, gerakan memantul juga bisa membuat Moms  tidak nyaman.

Namun, mengenakan pita penyangga perut dapat mengurangi gerakan ini.

Dalam kondisi tertentu, Moms mungkin harus berhenti berlari sama sekali, setidaknya sampai setelah melahirkan.

Tanda-tanda bahwa Moms harus berhenti berlari termasuk sakit kepala, nyeri dada, kelemahan otot, pendarahan vagina, nyeri betis, atau kebocoran cairan ketuban.

Jangan lupa konsultasikan pada dokter sebelum Moms melakukan rutinitas berlari selama kehamilan.