Menjelang Hari Pahlawan Nasional, Yuk Jadi Pahlawan Pribadi Bagi Anak di Rumah dengan Kebiasaan Ini

By Amallia Putri, Senin, 8 November 2021 | 20:15 WIB
Menjadi pahlawan untuk anak di rumah ()

Nakita.id - Tentu kita sering mendengar istilah orangtua adalah suri tauladan bagi sang anak.

Orangtua memang wajib menunjukkan sikap baik di depan anak.

Sebab, anak memang meneladani dan mencontoh apa yang Moms dan Dads lakukan.

Pasti Moms dan Dads senang, bukan, jika anak memiliki perilaku yang baik.

Perilaku baik pada anak bisa dilihat dari bagaimana ia berkomunikasi dengan orang lain.

Misalnya, dari bagaimana ia bersikap dengan yang lebih tua atau merangkul teman sebayanya.

Menjelang hari pahlawan nasional, biasanya kita mengenang jasa para pahlawan yang telah berani memerjuangkan kemerdekaan.

Tahukah Moms bahwa sebenarnya sebagai orangtua juga bisa menjadi pahlawan di rumah?

Baca Juga: Sambut Hari Pahlawan Nasional, Ketahui Betapa Pentingnya Ajarkan Sejarah pada Anak di Rumah

Memang menjadi pahlawan tak perlu bertempur di medan perang.

Moms dan Dads sudah bisa menjadi pahlawan bagi anak di rumah dengan menjadi suri tauladan yang baik.

Moms dan Dads tak hanya menjadi orangtua yang mendidiknya saja, namun juga ada di saat anak sedang mengalami kesulitan.

Saat anak sedang sakit, tentu Moms yang merawat.

Tak ada salahnya berusaha untuk menjadi pahlawan bagi anak di rumah ini.

Menjelang hari pahlawan nasional ini, Moms harus tahu tiga kebiasaan baik di rumah untuk menjadi pahlawan bagi anak.

Bagaimana caranya?

1. Menjadi contoh yang baik untuk anak

Dengan mengamati perilaku kita, anak akan menirunya.

Apa yang dilakukan oleh orangtuanya, anak akan berpikir bahwa perilaku tersebut patut ditiru.

Sebagai orangtua kita pasti senang jika anak bisa berperilaku baik.

Tentunya hal ini bisa diwujudkan dengan bersikap baik di depan anak.

Misalnya, saat di bertemu dengan tetangga, ada baiknya kita menyapa dengan ramah.

Atau saat di tempat dan transportasi umum bertemu dengan seseorang yang membutuhkan tempat duduk, lalu Moms mempersilakan orang tersebut untuk duduk di kursi Moms.

Terutama jika orang tersebut adalah lansia, ibu hamil, atau disabilitas.

Baca Juga: Sang Ayah Gugur Bersama KRI Nanggala 402, Presiden Jokowi Janji Sekolahkan Putra-Putri Pahlawan Bangsa Ini Hingga Jenjang S1

Tak hanya dalam hal bermasyarakat Moms.

Di rumah Moms bisa memberikan contoh yang baik di rumah bahkan saat di meja makan.

Tentu kita ingin nutrisi anak selalu tercukupi.

Salah satu cara untuk membuatnya mau mengonsumsi makanan yang sehat, berikan contoh dengan mengonsumsi makanan yang sehat juga.

Pastikan untuk selalu makan bersama-sama di meja makan.

Hindari berbagai macam distraksi seperti bermain ponsel saat makan.

Apabila Moms melakukan hal tersebut, kemungkinan besar anak akan menirunya.

Padahal menyantap makanan saat bermain ponsel bukanlah kebiasaan yang baik untuk anak.

Melansir dari Taste of Home, bermain ponsel saat sedang menyantap makanan hanya akan memicu overeating.

Kebiasaan overeating ini hanya akan menyebabkan obesitas pada anak.

2. Menjadi pendengar yang baik untuk anak

Di usianya, anak pasti sudah mampu memahami perasaannya.

Misalnya, anak mengalami masalah dengan temannya.

Mungkin Moms hanya melihat bahwa anak terlihat murung dan sedih.

Sebagai orangtua tentunya Moms bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak.

Persilakan anak untuk bercerita kepada Moms dan Dads mengenai permasalahannya.

Baca Juga: Ayahnya Rela Bertaruh Nyawa Saat Hadang Teroris di Depan Gereja Katedral Makassar, Anak Penjaga Gereja Dapat Tawaran Jadi Polisi Langsung dari Kapolri

Saat anak berbicara, jangan sampai Moms memotong pembicaraannya.

Ini bukan hal yang baik untuk dilakukan karena anak bisa saja menirunya kemudian hari.

Moms bisa ajukan pertanyaan yang mungkin bisa membantunya untuk mencarikan jalan keluar.

Tak perlu memaksanya untuk turun tangan dalam masalahnya, namun tanyakan apa Moms perlu membantunya.

Moms juga bisa menanyakan tentang pendapatnya, misalnya 'apa dia memang sering seperti itu?' atau 'apa dia hanya menanyakannya padamu atau pada teman yang lain juga?'.

Setelah mendiskusikan solusinya, minta anak untuk menyebutkan solusinya kembali.

Hal ini membuat anak untuk lebih mudah untuk mengingat.

3. Ajak anak untuk family time

Sebagai orangtua, tentunya Moms dan Dads membutuhkan quality time dengan anak untuk menguatkan bonding.

Dengan hal ini, anak akan merasa lebih dekat dengan orangtuanya.

Di kemudian hari, tentunya anak akan merasa lebih mudah dan nyaman untuk berbagi cerita dengan Moms dan Dads.

Komunikasi antar anak dan orangtua juga menjadi lebih erat.

Dengan adanya quality time anak bangga dengan Moms dan Dads karena masih mampu meluangkan waktu di tengah kesibukan bekerja.

Moms bisa mengajak anak berlibur ke tempat-tempat yang unik dan menyenangkan.

Jika tidak cukup dengan makan bersama dan menyantap hidangan kesukaannya menjadi agenda yang bagus untuk quality time.

Dengan mengagendakan quality time, perilaku anak yang lebih positif juga bisa terbentuk.

Baca Juga: Moms, Yuk Ajak Si Kecil Tunjukkan Rasa Terima Kasih Kepada Para Pahlawan Medis!

Melansir dari allprodad.com, Moms dan Dads juga bisa menemaninya belajar kemampuan baru yang menyenangkan.

Misalnya menggambar, membuat kesenian dari tanah liat, atau kemampuan lain yang ingin ditekuninya.

Tunjukkan bahwa Moms juga turut belajar melalui kemampuan baru tersebut.

Dengan begitu, anak bisa memahami bahwa di kemudian hari ia akan terus mempelajari hal-hal baru yang menantang setiap harinya.

Tak perlu menjadi pahlawan di medan perang, Moms sudah bisa menjadi pahlawan untuk anak di rumah.

Dengan menjadi pendengar dan memberikan contoh yang baik, serta memiliki waktu untuk anak Moms bisa menjadi seseorang yang dikagumi oleh anak.

Selamat hari pahlawan nasional, ya Moms dan Dads.