Susu Kambing Formula Disebut-sebut Aman untuk Pencernaan Anak yang Sensitif, Ini Penjelasan Ilmiahnya Moms

By Nana Triana, Rabu, 24 November 2021 | 10:14 WIB
Ilustrasi bayi diberikan susu formula (Dok. Shuttterstock)

Menurut penelitian ilmiah, ASI juga memiliki protein β-casein yang dominan. Dengan demikian, dapat dikatakan komposisi protein susu kambing dan ASI hampir serupa.

Baca Juga: Tahukah Moms? Susu Kambing Ternyata Miliki Kandungan Nutrisi Mirip ASI

Kasein dapat membentuk gumpalan dadih susu ketika bercampur dengan asam lambung dalam proses pencernaan. Namun, ada perbedaan antara reaksi yang terjadi pada susu sapi dan kambing ketika berinteraksi dengan asam lambung.

Perbandingan profil kasein pada ASI, susu kambing, dan susu sapi.
 

Susu sapi yang dominan protein αS1-casein akan membentuk gumpalan dadih yang kaku dan kasar sehingga sulit terurai dalam pencernaan. Sementarasusu kambing yang lebih dominan β-casein membentuk dadih susu dengan kandungan air yang tinggi sehingga strukturnya sangat lembut dan mudah terurai. Hal ini dibuktikan lewat percobaan yang mencampurkan dua jenis protein dengan cuka apel yang memiliki keasaman hampir sama dengan asam lambung.

Dengan dadih susu yang lebih lembut, susu kambing formula lebih mudah dicerna di perut anak. Menurut penelitian Pintado dan Malcata pada 2000 yang berjudul “Hydrolysis of ovine, caprine and bovine whey proteins by trypsin and pepsin”, enzim tripsin yang ada di lambung mampu memecah 96 persen kasein susu kambing. Sebaliknya, kasein susu sapi yang hanya dapat dicerna 70 sampai 90 persen.

 

Campuran asam dan protein susu kambing membentuk dadih susu yang lebih lembut.

Lemak susu kambing formula lebih cepat dicerna dan diserap

Alasan lain yang membuat susu kambing formula lebih mudah dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan si kecil adalah jenis asam lemaknya.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Lindquist dan Hernell pada 2010, saluran pencernaan bayi belum matang untuk mencerna lemak asam lemak susu sapi. Sebab, susu sapi memilki jenis asam lemak rantai panjang atau long chain fatty acid (LCFA). Sementara, susu kambing memiliki jenis asam lemak rantai sedang atau medium chain fatty acid (MCFA), proses mencernanya lebih mudah sehingga lebih cepat terserap ke dalam sistem pencernaan.

Perbandingan lamanya penyerapan asam lemak susu kambing vs susu sapi

Hal itu disebutkan juga dalam penelitian Hachelaf, dkk. pada 1993 yang berjudul “Comparative digestibility of goat’s versus cow’s milk fats in children with digestive malnutrtion”. Susu kambing yang memiliki asam lemak rantai sedang  dapat diserap lebih efisien oleh pencernaan anak yang memiliki intoleransi gluten.

Meminimalisasi reaksi alergi protein susu

Banyak orang yang memiliki masalah pencernaan dan sensitif terhadap protein susu sapi beralih mengonsumsi susu kambing. Konsumsi susu kambing dapat perlahan meredakan gejala fisik yang dialami akibat reaksi alergi terhadap susu sapi, seperti ruam dan gangguan pencernaan.

Riset berjudul “Formula ‘Nanny’ in Diet Therapy of Atopic Dermatitis in Infants” yang dilakukan Denisova pada 2003 dan 2004 menemukan hal tersebut.  Gejala dermatitis atopik atau ruam kemerahan pada kulit membaik pada lebih dari 80 persen bayi dan 88 persen anak-anak ketika mereka beralih ke susu kambing formula.

Sementara itu, menurut penelitian berjudul “Allergenicity of goat’s milk in children with cow’s milk allergy” yang dilakukan Bellioni dan Businco di 1999 menunjukkan risiko alergi susu kambing juga lebih minim. Penelitian tersebut membuktikan rata-rata dibutuhkan lima kali konsumsi susu kambing formula untuk dapat memicu reaksi alergi. 

Dengan demikian, susu kambing formula menimbulkan lebih minim risiko alergi.  Namun demikian, orangtua tetap disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan sebelum memberikan susu kambing formula pada anak-anak yang alergi akut.