Jangan Lagi Dianggap Sepele, Ini Dampak KDRT bagi Para Korban yang juga Bisa Berefek Buruk pada Tumbuh Kembang Anak

By Ruby Rachmadina, Rabu, 24 November 2021 | 17:45 WIB
Ini dampak KDRT bagi para korban yang juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak (Pixabay.com)

Ayoe Soetomo, M.Psi., Psikolog. Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga TigaGenerasi

Apapun jenis KDRT yang dilakukan oleh setiap pasangan tentu akan berpengaruh besar bagi kehidupan sang korban.

KDRT memiliki dampak yang sangat serius bagi para korbannya terlebih pada kondisi kesehatan mentalnya.

Kadang kala, seseorang yang telah menjadi korban kekerasan sangat sulit untuk melupakan tindakan KDRT.

Ada banyak korban yang merasa tertekan bahkan trauma setelah menghadapi kekerasan dalam hubungan antara suami istri.

Baca Juga: Perempuan Sangat Rentan Menjadi Korban KDRT, Kenali Jenis Kekerasan yang Terjadi dalam Rumah Tangga dan Upaya Penyembuhannya Bagi Para Korban

Saat diwawancarai oleh tim Nakita.id, Selasa (23/11/2021), Ayoe Soetomo, M.Psi., Psikolog. Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga di TigaGenerasi, menuturkan ada banyak dampak yang dirasakan korban KDRT, bahkan kondisi kesehatan mental yang tidak ditangani dengan serius bisa menyebabkan para korban KDRT mengalami depresi.

"Dampak KDRT banyak sekali. Misalnya, terhadap kondisi kesehatan mental. Mulai dari perasaan takut, cemas, trauma. Jika tidak diatasi dengan baik bisa menyebabkan depresi," ucap Ayoe.

Dalam kasus KDRT, ada pula korban yang mendapatkan kekerasan dalam bentuk penghinaan secara fisik yang nantinya akan memengaruhi konsep diri sang korban.

Kekerasan ini disebut kekerasan psikis yang berdampak membuat korban kehilangan rasa percaya dirinya.

"Kekerasan psikis yang erat kaitannya dengan ucapan, kata-kata kasar, ejekan bisa sangat mengganggu konsep diri individu, kemudian tidak lagi menjadi percaya diri," sambungnya.

Korban KDRT biasanya terjadi pada perempuan, sedangkan laki-laki menjadi seorang pelaku.

Hal itu terjadi karena kultur masyarakat yang sangat patriarkis.

Dimana perempuan berada di tempat terendah dibandingkan dengan sang suami.

Suami seakan memiliki kontrol lebih dan berkuasa dalam mengatur rumah tangga, sehingga membuat perempuan rentan menjadi korban.

"Belum lagi, ketika selalu berada di bawah kontrol, maka merasa tidak berdaya itu menjadi hal-hal ujung kekerasan dalam rumah tangga," tutur Ayoe.

Baca Juga: Kasus KDRT Kian Marak Terjadi dan Bukan Lagi Ranah Privat, Ini Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Menolong Korban Ketika Melihat Adanya KDRT di Lingkungan Sekitar

Para orangtua seharusnya sadar bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya berdampak pada suami atau istri itu sendiri.

Ayoe menuturkan jika KDRT juga bisa berdampak buruk bagi anak.

Anak bisa saja menjadi korban KDRT karena statusnya yang memiliki tingkatan yang lebih rendah di dalam rumah.

"Anak bisa sangat mungkin turut serta menjadi korban. Apalagi, kalau anak menjadi satu posisi hierarki di dalam satu rumah tangga, biasanya anak-anak memiliki tingkatan terendah dalam power atau kekuatan di dalam rumah. Kadang kala, kekerasan terjadi pada pasangan dan berdampak juga ke anak dan itu sangat mungkin terjadi," pungkas Ayoe.

KDRT juga bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak yang dikhawatirkan mereka akan meniru segala tindakan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya hingga usianya menginjak dewasa kelak.