Nyeri Dada, Terkena Serangan Jantung atau GERD? Begini Bedanya!

By Nia Lara Sari, Selasa, 13 Maret 2018 | 14:35 WIB
Penyebab serangan jantung mendadak ()

Nakita.id - Mungkin belum banyak orang mengenal istilah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

Padahal, GERD merupakan penyakit kronik yang bisa mengakibatkan kanker kerongkongan atau kanker lambung.

GERD yaitu keadaan saat asam lambung kembali masuk ke dalam saluran yang menghubungkan tenggorokan ke perut dan kerongkongan.

BACA JUGA: Perempuan Dengan Bentuk Tubuh Ini Berisiko Terkena Serangan Jantung

Salah satu gejala yang paling dominan pada penyakit GERD adalah nyeri di bagian dada, layaknya serangan jantung.

Memiliki gejala yang mirip, serangan jantung dan GERD sering sulit dibedakan.

Kemiripan gejala itu terjadi karena saraf di lambung dan jantung tidak memberi sinyal yang akurat ke otak mengenai sumber rasa nyerinya.

"Saraf di dada memang tidak spesifik, jika seseorang jarinya kepukul palu, ia akan langsung tahu jari mana yang terpukul.

BACA JUGA: Tayangan 'Alay' Ramai Tuai Kontroversi, Para Artis Saling Sindir?

Tetapi, jika seseorang luka di jantung, paru, pankreas, atau lambung, semuanya akan memberi gejala nyeri di bagian dada," kata Stephen Kopecky, dokter spesialis jantung di Mayo Clinic Rochester.

Tak heran bila gejala GERD dan serangan jantung sulit dibedakan.

Hal ini juga membuat banyak pasien serangan jantung memiliki gejala yang ringan atau bahkan tak bergejala, sehingga pertolongan medis terlambat diberikan.

Meski demikian, ada beberapa cara untuk membedakan kedua kondisi itu.

Bila gejalanya terkait dengan masalah jantung, kita akan merasa ada tekanan di dada, sensasi terbakar, dan rasa sangat sesak.

BACA JUGA: Berubah Drastis, Begini Penampilan Kevin 'Home Alone' Sekarang

Nyeri tersebut juga akan semakin parah setelah melakukan olahraga atau ada stres emosional.

Rasa nyeri dapat menyebar ke punggung, leher, rahang, atau lengan.

Sering kali diikuti dengan rasa pusing, mual, sulit bernapas, dan denyut nadi tak teratur.

Dokter juga akan mencurigai serangan jantung jika pasien memiliki faktor risiko, misalnya punya penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kegemukan, merokok, atau kolesterol tinggi.

BACA JUGA: Berubah Drastis, Begini Penampilan Kevin 'Home Alone' Sekarang

Durasi juga berpengaruh. Angina atau nyeri dada akibat jantung bisa bertahan sampai 10 menit sebelum rasa nyerinya hilang.

Serangan jantung bisa lebih lama dari itu, dan nyeri GERD dapat terjadi sampai satu jam.

Bila rasa nyeri terkait dengan masalah pencernaan, seperti GERD, maka rasa nyeri tajam itu akan terasa memburuk setelah mengonsumsi makanan pedas atau berlemak.

Nyeri juga dipengaruhi oleh perubahan posisi, misalnya memburuk jika kita berbaring.

Nyeri akibat naiknya asam lambung juga akan memicu rasa tertentu di mulut.

Untuk memastikannya, segera ke rumah sakit.

Selain itu, lakukan check up kesehatan secara berkala jika memiliki faktor risiko penyakit jantung.

Belum banyak orang Indonesia yang mengetahui tentang GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Umumnya penyakit yang berkaitan dengan asam lambung selalu dikira sebagai dyspepsia atau maag. Padahal GERD adalah penyakit kronik yang bisa mengakibatkan kanker kerongkongan atau kanker lambung. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "GERD Beda dengan Maag Lho!", https://lifestyle.kompas.com/read/2009/05/04/21231314/gerd.beda.dengan.maag.lho.