Orang Kurus Bisa Kena Diabetes, Bahkan Lebih Berisiko Alami Kematian

By Fadhila Afifah, Selasa, 13 Maret 2018 | 19:45 WIB
Orang kurus dengan diabetes berisiko lebih besar mengalami kematian ()

Nakita.id - Sebuah penelitian menunjukkan, orang dengan kelebihan berat badan yang didiagnosis dengan diabetes, dapat hidup lebih lama daripada orang-orang bertubuh kurus yang didiagnosis dengan diabetes.

Bukan hanya orang yang kelebihan berat badan yang secara signifikan memiliki risiko terkena diabetes.

Tapi siapa sangka, orang kurus juga tak lepas dari risiko diabetes.

Bahkan bisa lebih membahayakan.

BACA JUGA: Manfaat Tak Terduga Royal Jelly : Lawan Kanker Sampai Diabetes!

Memang Moms, sekitar 85% penderita diabetes bertubuh gemuk.

Orang yang berbadan gemuk adalah penyumbang utama diabetes tipe 2, karena sel lemak berlebih dapat mempengaruhi cara tubuh memecah glukosa dan menghasilkan insulin.

Namun beberapa individu dengan berat badan normal dapat mengembangkan penyakit ini juga.

Orangtua dan orang keturunan Asia lebih cenderung memiliki berat badan normal saat didiagnosis, misalnya.

Dalam istilah medis, kondisi orang berberat badan normal tetapi menderita obesitas disebut dengan metabolicaly obese normal weight (MONW).

Keberadaan lemak ini yang bisa mendongkrak kadar gula darah orang yang terlihat kurus sekalipun.

BACA JUGA: Hati-Hati, Bagaikan Rayap, Diabetes Ternyata Perlahan Merusak Organ-Organ Ini, Moms

Kata Mercedes Carnethon, associate professor of preventive medicine di Northwestern University, mungkin orang yang kurus saat terkena diabetes sudah rentan terhadap kesehatan yang buruk.

"Kami berhipotesis bahwa diabetes mereka mungkin berbeda, mereka mungkin telah mengembangkan diabetes karena alasan yang tidak terkait dengan obesitas," kata Carnethon dikutip dari Time.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA), Carnethon dan timnya meninjau data tentang lima penelitian sebelumnya yang melacak  orang-orang untuk Faktor risiko penyakit jantung.

Penelitian yang dilakukan antara 1990 dan 2011 ini melibatkan 2.625 orang yang baru didiagnosis menderita diabetes, dan sekitar 12% di antaranya memiliki berat badan normal.

BACA JUGA: Kesetaraan dan Keadilan Gender Dimulai dari Lingkungan Rumah Tangga

Para peneliti ini menemukan, pasien yang bertubuh ramping secara metabolik memiliki kesamaan dengan penderita obesitas.

Bedanya hanya bobot tubuhnya.

Dan mereka dua kali lipat mengalami kematian daripada penderita diabetes yang bertubuh gemuk.

Bahkan setelah disesuaikan dengan faktor risiko lain, yang diketahui berkontribusi terhadap diabetes, seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi dan merokok, tingkat kematian yang lebih tinggi tetap ditemukan.

Secara keseluruhan, tingkat kematian pada orang dengan kelebihan berat badan dengan diabetes adalah 1,5% per tahun, dibandingkan dengan 2,8% pada pasien bertubuh kurus.

Lantas apa yang membedakan penyakit ini pada orang dengan berat badan normal?

BACA JUGA: Catat! Kekerasan Rumah Tangga Terjadi karena Perkawinan Tak Bahagia

Memang masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal itu, namun beberapa penulis menduga ada sedikit dugaan.

Kecenderungan genetik terhadap produksi insulin yang tidak tepat mungkin menjadi penyebabnya.

"Kita perlu mengeksplorasi variasi genetik yang terkait dengan sekresi insulin. Ada kemungkinan faktor genetik dapat meningkatkan resistensi insulin, dan mempengaruhi hal lain yang terkait dengan kematian. Kami benar-benar tidak tahu," kata Carnethon.

Banyak orang yang tampaknya kurus tapi membawa lebih banyak lemak daripada otot. Sehingga membuat mereka langsing di luar, tapi gemuk di dalam.

Bahkan dengan indeks massa tubuh (IMT) yang sehat, misalnya, orang itu mungkin menyimpan banyak lemak pada organ dalam tubuhnya, sejenis lemak yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

BACA JUGA: Tidak Disiplin Meminum Obat Diabetes Justru Memicu Penyakit Ini

Karena ini mengeluarkan hormon dan zat yang dapat menghambat kemampuan insulin untuk memecah gula.

Temuan ini meningkatkan kekhawatiran bahwa diabetes bukan hanya penyakit kelebihan berat badan atau obesitas, kata Carnethon.

Tapi dokter harus mencari tanda-tanda bahkan di antara pasien mereka yang lebih ramping, terutama mereka yang berusia lanjut.

"Perhatian dokter terhadap orang dengan berat badan normal dengan diabetes seharusnya lebih tinggi daripada rekan mereka yang mengembangkan diabetes pada berat badan yang lebih berat," tutup Carnethon.