Cara Menstimulasi Perkembangan Anak Usia Prasekolah, dari Perkembangan Motorik hingga Perkembangan Emosionalnya

By Shannon Leonette, Senin, 13 Desember 2021 | 17:06 WIB
Begini cara memberikan stimulasi pada anak usia prasekolah. (pexels.com/Caleb Oquendo)

Nakita.id - Begini cara menstimulasi perkembangan anak usia prasekolah.

Moms harus tahu, usia anak prasekolah sendiri dimulai dari usia 3 tahun, dan berakhir pada usia sekitar 5-6 tahun.

Pada masa ini, penting bagi Moms untuk memberi perhatian penuh pada perkembangan Si Kecil.

Maka, jangan sampai Moms terlewat satupun tahap perkembangan anak usia prasekolah ini, ya.

Nah, bagaimana cara menstimulasi perkembangannya?

Yuk, kita simak penjelasan dari psikolog ini!

Baca Juga: Ini Cara Orangtua Tetap Dukung Perkembangan Anak Usia Prasekolah, Meski Pandemi, Perkembangannya Akan Tetap Optimal

Menurut Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi, CGA, psikolog Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya, ada tiga cara yang bisa orangtua lakukan untuk memberikan stimulasi.

Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi, CGA

"Pastinya pertama, orangtua harus meluangkan waktunya untuk anak. Ajaklah anak bermain, karena dengan bermain bisa menstimulasi motorik kasar, keseimbangan, dan motorik halus," jelas Jane dalam wawancara eksklusif bersama NakitaID pada Minggu (12/12/2021).

Untuk menstimulasi motorik kasar dan keseimbangan pada anak, Jane menyarankan agar anak diajak bermain sepeda, bermain bola, bermain bulutangkis, dan lain-lain.

"Permainan yang banyak melibatkan gerakan motorik kasar, otot-otot besar, dan juga keseimbangannya," jelasnya.

"Diajak main di playground juga bisa," tambahnya.

Baca Juga: #FamilyQuality: Kegiatan untuk Membantu Meningkatkan Kemampuan Fisik Anak Prasekolah

Begini cara menstimulasi perkembangan motorik halus anak.

Kemudian, untuk motorik halusnya, orangtua bisa menstimulasinya dengan berbagai macam aktivitas yang melibatkan otot kecil di tangan.

"Misalnya, diajak main melipat origami, menggambar, mewarnai, kemudian membuat handmade, dan sebagainya," jelas Jane.

Baca Juga: Bisa Coba di Rumah, Cara Asyik Kenalkan Bentuk Persegi pada si Kecil

Selain kemampuan motorik, Jane juga menyampaikan bahwa orangtua juga perlu menstimulasi kemampuan interaksi sosial anak.

"Ajak anak untuk pergi bermain dengan sepupu-sepupunya yang seumuran. Atau teman-teman seumuran. Itu untuk melatih interaksi sosial," ungkapnya.

Baca Juga: Si Kecil Sering Mengadu? Berikut Faktor Penyebabnya Moms!

Jane juga menyampaikan, stimulasi emosi pada anak itu penting, khususnya pada anak usia 3-5 tahun yang masih tantrum.

"Oleh karena itu, perlu orangtua mengajari anak untuk menamai emosi yang sedang dirasakan. Misal kalau marah, orangtua perlu ajarkan ke anak kalau perasaan yang kamu rasakan sekarang adalah marah," jelas Jane.

"Terus, ajak juga anak untuk meredakan emosi amarahnya. Ajak anak tarik napas, buang napas, pergi ke tempat yang menenangkan," sarannya.

Begini cara menstimulasi perkembangan interaksi sosial pada anak.

Pastinya, kata Jane, jangan membatasi waktu anak, karena ketika anak lagi marah, sedih, kesal, itu yang dia butuhkan adalah connection (hubungan) dengan orangtua.

Orangtua bisa mendampingi anak saat dia lagi marah, lagi sedih, lagi kesal hingga mereda, sambil menamai masing-masing emosinya.

Kemudian, tawarkan diri juga untuk memeluk anaknya.

"Beberapa anak langsung mau nih ketika orangtuanya nenangin. Tapi, beberapa anak butuh waktu sendiri dulu. Jadi, nanti disesuaikan saja,"

Jadi, stimulasi emosi yang bisa orangtua lakukan adalah melabeli nama emosi, serta meregulasi diri seperti cara menenangkan diri, kemudian meminta anak untuk menceritakan masalahnya.

Baca Juga: Catat Moms! 4 Tips Mengatasi 'Drama' Pertemanan Anak Prasekolah

Terakhir yang tak kalah penting adalah menstimulasi kemandirian anak.

"Ini penting juga kan ya, nanti buat dia masuk sekolah dasar," tegas Jane.

"Mulailah dari hal-hal kecil dulu dari beresin mainannya. Anaknya main, orangtua ajak anak untuk membereskan bareng-bareng. Setelah itu, dilatih juga makan, mandi, berpakaian, ke toilet, membasuh diri, serta setelah dia BAK (buang air kecil) atau BAB (buang air besar)," ungkapnya.

Begini cara menstimulasi perilaku mandiri pada anak.

Harapannya, menurut Jane, jadi saat di sekolah nanti, ketika ke toilet adalah anak sudah bisa pergi sendiri, membasuh sendiri.

Selain itu, tambah Jane, saat ada kegiatan makan di sekolah, anak juga diharapkan sudah bisa makan sendiri.

Baca Juga: Tips Mudah Mengajarkan Anak Bisa Hidup Mandiri, Penting untuk Ditanamkan Sejak Usia Prasekolah, Moms Tak Boleh Kelewatan

Itu dia, Moms, cara menstimulasi perkembangan anak usia prasekolah.

Semoga bermanfaat, ya.