Mitos vs Fakta Kehamilan: Sering Pakai Kuteks Saat Hamil Disebut-sebut Bahaya untuk Ibu dan Janin, Benarkah?

By Kintan Nabila, Sabtu, 22 Januari 2022 | 16:28 WIB
Pakai kuteks saat hamil (Pexels.com)

Bahan kimia ini sering digunakan sebagai pengawet, pensteril, dan pembalseman.

Formaldehida sering dimasukkan dalam kuteks yang fungsinya untuk mengeraskan kuku.

Sayangnya, formaldehia termasuk zat karsinogen yang memicu kanker paru-paru dan hidung.

Menurut Cancer.org, formaldehida dapat dicantumkan pada label produk dengan nama lain seperti:

Formalin, Aldehida format, Metanadiol, metanal, Metil aldehida, Metilen glikol, dan Metilen oksida.

Selain itu, bahan kimia ini juga berbahaya karena mampu melepaskan formaldehida, misalnya seperti berikut:

Benzilhemiformal, 2-bromo-2-nitropropana-1,3-diol, 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane, diazolidinil urea, 1,3-dimethylol-5,5-dimethylhydantoin (atau DMDM hydantoin), imidazolidinil urea, Natrium hidroksimetilglisinat, Kuarternium-15.

Baca Juga: Sebelum Berikan Kuteks Pada Kuku Anak, Pahami Bahaya Di Baliknya!

2. Dibutyl Phthalate (DBP)

DBP fungsinya membuat kuteks lebih taham lama dan mencegah retak.

Namun, DBP dapat mengganggu fungsi kelenjar endokrin dan dikaitkan dengan masalah kesuburan.

3. Toluena