Nakita.id - Sampai saat ini, program vaksin dosis lanjutan atau vaksin booster telah diberikan kepada seluruh masyarakat secara bertahap.
Melansir dari Kompas, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah resmi mengeluarkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm sebagai booster.
Melalui laman resmi BPOM, Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa vaksin Sinopharm digunakan sebagai vaksin booster yang bersifat homolog.
Homolog artinya vaksinasi dosis ketiga dengan menggunakan jenis vaksin yang sama seperti saat vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Nah Moms, berikut adalah fakta-fakta dari vaksin Sinopharm yang bisa kita ketahui.
1. Berjenis inactivated vaccine
Vaksin Sinopharm adalah vaksin virus corona produksi Beijing Bio-Institute Biological, China.
Vaksin ini berjenis inactivated vaccine yang disebut dengan SARS-CoV-2-Vaccine (Vero Cell).
Inactivated vaccine adalah vaksin yang menggunakan partikel virus yang sudah dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus, tanpa menimbulkan risiko efek samping yang serius.
2. Efikasi capai 78 persen
Melansir dari laman Universitas Gadjah Mada, oleh Kompas, Prof. Zullies Ikawati, PhD. Apt., menuliskan bahwa vaksin Sinopharm memiliki efikasi sebesar 78 persen, didasarkan pada uji klinik di Uni Emirat Arab.
“Karena memiliki platform yang sama dengan vaksin Sinovac (yaitu virus yang diinaktivasi), maka profil efek samping samping (vaksin Sinopharm) juga mirip, di mana frekuensi kejadian efek sampingnya adalah 0.01 persen atau terkategori sangat jarang,” jelas Prof. Zullies.
3. Efek samping (KIPI) vaksin sinopharm
Prof. Zullies juga menyampaikan bahwa efek, samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Sinopharm terbilang ringan dan akan segera membaik tanpa pengobatan lebih lanjut.
Misalnya seperti nyeri atau kemerahan di area kulit yang disuntik, serta beberapa efek samping sistemik seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare, dan batuk.
4. Aman sebagai vaksin booster
Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut, aspek keamanan penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Sementara itu, frekuensi, jenis, dan tingkat keparahan efek samping setelah pemberian vaksin dosis ketiga ini akan lebih rendah dibanding saat pemberian dosis pertama dan kedua.
Baca Juga: Bingung Cari Lokasi Vaksin Booster di Daerahmu? Cek Pakai HP Saja, Begini Cara Mudahnya
Lebih lanjut Penny juga menyebutkan sejumlah efek samping (KIPI) setelah pemberian vaksin dan tingkat keparahannya.
“Adapun KTD (Kejadian yang Tidak Diharapkan) yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, pembengkakan dan kemerahan, serta reaksi sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, maupun nyeri otot dengan tingkat keparahan grade 1-2,” jelasnya.
5. Meningkatkan respons imun
Penny juga menyebutkan, pemberian vaksin Sinopharm sebagai booster mampu meningkatkan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG, masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dari sebelum pemberian booster.
Respons imun setelah pemberian vaksin Sinopharm sebagai booster ini lebih tinggi dibanding respons imun yang dihasilkan saat vaksinasi pertama dan kedua.
6. Ditujukan untuk 18 tahun ke atas
Vaksin booster Sinopharm ditujukan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas.
Tentunya dengan syarat telah mendapatkan dosis vaksin primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan terakhir.
“Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas,” tutup Penny.
Baca Juga: Bolehkah Menerima Suntikan Vaksin Booster Setelah Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasan Para Ahli
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fakta Vaksin Sinopharm, Dapat Izin BPOM untuk Booster"